"Saksikan tayangan kami Official Youtube IDX Channel di Program Market Buzz, Rabu (09/04/2025) dengan tema IHSG Masih Dibayangi Tarif Trump, Lanjutkan Downtrend?".
Category
📺
TVTranscript
00:00Welcome to Market Bus.
00:30Sementara itu seluruh sektor tercatat terkoreksi, barang baku memimpin pelemahan 10,5%.
00:36Saham Bank Himbarat terpantau menjadi pemberat IHSG di mana BBRI pimpin pelemahan turun 7,6%.
00:44Sementara itu kita bergeser ke agenda ekonomi pemirsa pada 9 April 2025 di Amerika Serikat terjadwal pidato anggota FOMC Barkin.
00:54Begitu pula dengan anggota FOMC lainnya yang juga dijadwalkan untuk berpidato pada hari ini.
01:00Sementara itu dari India, keputusan suku bunga akan dirilis pada hari ini.
01:03Korea Selatan akan merilis tingkat pengangguran, sementara Selandia Baru merilis tingkat inflasi pada 9 April.
01:10Kemudian dari agenda emitan di pasar modal Indonesia ada ITMG yang akan melaksanakan rapat umum pemegang saham.
01:17Begitu pula dengan BNLI yang menggelar RUPS.
01:20Sido juga mengagendakan RUPS serta ESA yang juga akan menggelar RUPS pada 9 April 2025.
01:26Sementara ada ex-dividend tunai dari NISP dan juga kum dividend tunai dari BDMN.
01:37Dan selanjutnya kita cermati posisi Asia.
01:43Ya, Nikkei 225 terpantau memerah 3,17% ke level 31.965.
01:50Straight Times Tindak Singapura turun 2,54% ke level 3.381.
01:55Kospi Korea melemah 0,99% ke 2.311.
01:59Hang Seng menguat 1,51% ke level 20.127.
02:12Pemerintah Otoritas Jasa Keuangan menyebut sebanyak 16 emitan telah menyampaikan keterbukaan informasi
02:17terkait rencana pembelian kembali atau buyback saham tanpa melalui rapat umum pemegang saham.
02:23Jumlah emitan tersebut merupakan yang terhitung sejak pengumuman pemberlakuan aturan buyback saham
02:28tanpa RUPS pada beberapa waktu lalu.
02:32OJK juga akan mendorong emitan yang sudah mengumumkan rencana buyback
02:36untuk segera mengeksekusi aksi korporasi tersebut.
02:40Sebagaimana diketahui OJK menerbitkan kebijakan pelaksanaan pembelian kembali saham
02:44yang dikeluarkan oleh perusahaan terbuka dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan
02:49atau buyback saham tanpa melalui RUPS.
02:53Kebijakan ini diambil sebagai bentuk mitigasi terhadap kondisi pasar yang berfluktuasi.
02:58Juga sebagai upaya OJK yang mengimplementasikan berbagai kebijakan
03:01dalam rangka menjaga stabilitas dengan memberikan perlindungan
03:05dan ruang bagi investor untuk pengambilan keputusan.
03:08Pemeriksa Indeks Harga Saham Gabungan mengalami tekanan hebat
03:15seiring sentimen negatif global terus meningkat di perdagangan perdana usai libur panjang lebaran.
03:20Meski demikian, IHSG berhasil memangkas pelemahan usai Trading Health di awal sesi 1 Selasa.
03:28Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah dalam 7,9% ke level 5.996,14 di akhir perdagangan Selasa.
03:36Namun secara intraday, IHSG mampu membangkas pelemahan usai Trading Health di awal sesi 1
03:42dengan melemah di atas 9% dengan menyentuh level terendah di 5.882.
03:48Seluruh indeks sektoral kompak melemah mengikuti pelemahan IHSG.
03:52Indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah sektor barang baku yang melemah 10,54%,
03:56sektor teknologi turun dalam 10,23%,
04:00dan sektor barang konsumen non-primer terkoreksi 8,82%.
04:04Saham perbankan big caps menjadi beban terbesar IHSG di perdagangan Selasa.
04:10Saham PT Bank Rakyat Indonesia Persero TBK ditutup melemah 10,12%
04:14dan berkontribusi 62,96 indeks poin terhadap pelemahan IHSG.
04:20Selanjutnya, saham PT Bank Mandiri Persero TBK ditutup melemah 10,19%
04:24di level 4.670 rupiah persaham berkontribusi 47,33 indeks poin kepelemahan IHSG.
04:32Dan saham PT Bank Sentral Asia TBK ditutup melemah 8,53% di level 7.775 rupiah persaham
04:40berkontribusi 29,27 indeks poin kepelemahan IHSG.
04:46Ada pun IHSG berhasil membangkas koreksinya setelah sempat terkena Trading Health di awal sesi 1.
04:50Ada pun penyebab IHSG berhasil membangkas koreksinya
04:54karena tampaknya pasar mulai mencermati pasar saham global yang mulai bangkit
04:57meski sentimen negatif masih mendominasi.
05:00Selain itu, saham-saham big caps yang menjadi pemberat IHSG pelemahan sudah mulai terbatas.
05:05Sebelumnya, pasar global sudah jatuh berguguran sejak Kambis Pekan lalu
05:09setelah Presiden Trump mengumumkan kebijakan tarif terbaru.
05:12Namun dampak kebijakan Trump dan kepanikan investor
05:15baru akan diserap IHSG di hari perdana perdagangan usai libur lebaran 2025.
05:21Berbagai sumber IDX Channel.
05:27Ya lantas bagaimana kemudian potensi dan juga arah indeks harga saham gabungan
05:31hingga perdagangan rabu pemirsa sudah tersambung melalui Line Zoom
05:34bersama Christian Sitorus, Research MNC Sekuritas.
05:38Mas Christian selamat pagi, terima kasih sudah bergabung bersama kami.
05:42Halo selamat pagi mas.
05:43Ya mas Christian IHSG kemarin kita lihat mengalami Trading Health pada pembukaan di sesi pertama
05:48kemudian berakhir lebih dari 7% mengalami penurunan ke bawah level 6.000.
05:52Lantas seperti apa kemudian potensi dari indeks harga saham gabungan pada hari ini
05:57di tengah optimisme dari bursa Eropa yang justru menguat
06:00namun pasar Asia justru sudah terpantau mengalami pelemahan pada pagi ini.
06:03Oke kalau misalnya kita melihat kan kemarin IHSG itu sempat Trading Health ke level 5912 ya
06:10dan sebenarnya ini juga mengikuti pergerakan rata-rata bursa global
06:14yang kemarin juga mengalami penurunan tajam
06:17seiring dengan kebijakan baru dari Presiden Donald Trump
06:20dan di sisi lain juga melihat instrumen lainnya
06:23seperti Bitcoin, Komoditi dan Rupiah ini juga mengalami koreksi yang cukup dalam
06:28dan kalau kita melihat untuk proyeksi hari ini juga
06:30sepertinya juga akan ada penurunan yang tajam lagi di IHSG kita
06:35karena masih ada sentimen dari Presiden Donald Trump tersebut gitu sih mas.
06:41Oke masih ada potensi penurunan tajam begitu
06:44lantas sebetulnya jika kita melihat penurunan kemarin yang memang ditutup lebih dari 7%
06:49ini sebetulnya level IHSG terdekatnya jika memang berpotensi mengalami perumahan kembali
06:54ke level berapa yang kemudian mesti menjadi apa dalam tanda kutip
06:57tanda waspada bagi para investor?
07:00Eh mungkin nanti untuk berada lagi nanti di level 5825 sih.
07:07Oke 5825 kemarin di level 5996 ini menjadi level yang perlu diperhatikan
07:15tapi tadi jika kita melihat dari bursa Amerika Serikat memang masih tersungkur begitu ya
07:20begitu pula dengan pasar sam-asia meskipun bursa Eropa di saat yang sama
07:23justru mulai menunjukkan kebangkitan.
07:26Apakah kemudian pasar Asia termasuk jika indeks harga saham?
07:29Gomongan di pekan ini memang cukup berat lajunya mas Christian.
07:32Yap, kalau misalnya kita lihat sih dengan adanya tarif resiprokal dari Presiden Donald Trump
07:39ini bisa menjadi pemberat untuk IHSG dan menjadi salah satu sentimen negatif
07:45untuk IHSG kembali turun pada minggu ini.
07:49Tapi perlu dicatat sebenarnya kan secara sederhana kebijakan Amerika Serikat ini
07:54diaktualisasikan oleh pasar dengan perlambatan ekonomi global ya.
07:58Dan worst case-nya bisa terjadi hingga resesi global tadi.
08:02Dan ini kan pemerintahan Trump yang kedua ya.
08:04Dan kita melihat juga pada pemerintahan Trump yang pertama juga itu ada guncangan
08:09terhadap pasar saham dan kondisi ekonomi.
08:11Jadi secara keseluruhan ini tekanan untuk IHSG ini berasal dari tekanan eksternal
08:19tarif Trump yang menekan domestik dan IHSG juga akan tertekan
08:24karena kita juga melihat sejalan dengan relis data laju inflasi tahunan Indonesia
08:28yang berada di bawah estimasi konsensus.
08:30Ini bisa menambah tekanan indeks yang ini sebesar 1,03% year on year pada Maret 2025 ini.
08:39Oke jadi memang masih menjadi sentimen utama begitu tapi apakah kemudian
08:44dengan adanya harapan negara-negara bernegosiasi terhadap tarif yang dikenakan oleh Amerika Serikat
08:49ini akan sedikit menjadi apa ya dalam tanda kutip menjadi sentimen positif begitu
08:54untuk kemudian nantinya akan ada perubahan atau hasil negosiasi yang cukup baik
08:59dan apakah kemudian sentimen tarif ini berlangsungnya dalam tempore jangkat pendek saja
09:04atau justru dalam beberapa bulan ke depan masih akan cukup diwarnai oleh sentimen utama ini?
09:09Oke kalau misalnya untuk masih kita melihat dari negosiasi yang kemarin ya
09:15sebenarnya kan dari pemerintahan Indonesia juga melakukan mitigasi
09:22seperti kemarin itu sudah mengirimkan tim untuk melakukan negosiasi
09:25yang artinya kita masih ada kesempatan nih untuk Indonesia
09:28tidak terkena tarif yang terlalu tinggi ya sebenarnya
09:31sehingga ini bisa meningkatkan kepercayaan investor
09:33dan ya diharapkan secara jangka panjang khususnya untuk aktivitas manufaktur Indonesia ini
09:39tidak berdampak signifikan sih
09:41dan kalau misalnya kita lihat untuk jangka panjang ataupun jangka pendek
09:45kita masih melihat ini secara jangka pendek ya sebenarnya
09:49karena again kita melihat lagi ini seperti skenario yang sama seperti Trump pada awal pemerintahan yang pertama sih sebenarnya
09:57Oke jadi memang ini masih dapat kita berkaca dari pemerintahan Trump sebelumnya
10:03ini masih menjadi sentimen yang jangka pendek
10:05meskipun kita juga sambil menantikan bagaimana hasil negosiasi dari sejumlah negara
10:08terhadap tarif yang dikenakan oleh Donald Trump
10:11sementara itu kita lihat sudah pukul 9 waktu Indonesia Barat
10:13Mas Kristian sudah mulai ada pergerakan dari indeks harga saham gabungan
10:17tadi sempat mengalami memerah tapi ini agak sedikit-sedikit penghijau
10:20tapi nanti akan saya tanyakan ke Mas Kristian bagaimana kemudian realisasi pembukaan perdagangan di hari ini
10:24apakah cukup mencerminkan dari sentimen yang ada
10:27dan apakah justru ada hal-hal yang bisa kita lihat
10:30misalnya saja saham-saham perbankan yang kemarin menjadi pemberat
10:33apakah hari ini bisa menjadi pilihan di tengah perlumahan
10:35tapi nanti akan kami lanjutkan usaha jadah
10:38dan pemerintah tetaplah bersama kami
10:39Market Bus segera kembali
10:40Market Bus segera kembali