• last month
Dewan Pengurus Pusat Real Estate Indonesia (REI) mengeluhkan regulasi pelaksanaan program 3 juta rumah yang belum kunjung dirilis oleh Pemerintah sampai saat ini.

Karena itu, Ketua Umum DPP REI Joko Suranto meminta agar Pemerintah segera menaruh perhatian pada lambannya eksekusi program 3 juta rumah. Mengingat sektor properti sendiri memiliki dampak ekonomi yang luas bagi 185 industri turunan lainnya.

Bahkan, Joko juga mengaku telah bersurat langsung ke Presiden Prabowo untuk dapat segera merevisi 4 pilar utama pelaksanaan program 3 juta rumah. Yakni Kementerian, kelembagaan, kebijakan, dan pembiayaan.

Category

📺
TV
Transcript
00:00Musik
00:12Ya Pemirsa, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman berharap BPI dan antara bisa berkontribusi
00:18dalam pendanaan untuk program 3 juta rumah, hal tersebut mengingat keterbatasan alokasi APBN untuk Kementerian PKP
00:26Musik
00:30Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Marwarar Sirait berharap Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara
00:37atau BPI dan antara bisa berkontribusi merealisasikan program 3 juta rumah per tahun
00:41sebab program tersebut termasuk salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto
00:46Menurut Marwarar, dukungan dan antara terhadap program 3 juta rumah menjadi penting
00:51karena keterbatasan alokasi anggaran pendapatan belanja negara atau APBN di Kementerian PKP
00:56Di sisi lain, Dewan Pengurus Pusat Real Estate Indonesia atau REI mengeluhkan hingga saat ini
01:02regulasi pelaksanaan program 3 juta rumah belum kunjung dirilis oleh Kementerian PKP
01:07Seiring dengan hal itu, Ketua Umum DPP REI Joko Suranto meminta agar pemerintah segera menaruh perhatian
01:12pada lambannya eksekusi program 3 juta rumah
01:15Mengingat sektor properti sendiri memiliki dampak ekonomi yang luas bagi 185 industri turunan lainnya
01:21Bahkan Joko juga mengaku telah bersurat langsung ke Presiden Prabowo
01:26untuk dapat segera merevisi 4 pilar utama pelaksanaan program 3 juta rumah
01:30yakni Kementerian, Kelembagaan, Kebijakan, dan Pembiayaan
01:34Berbagai Sumber IDX Channel
01:40Ya, Pemirsa untuk membahas tema kita kali ini
01:42Menanti realisasi dan konsistensi program 3 juta rumah kita sudah tersambung melalui Zoom
01:47bersama dengan Bapak Joko Suranto, Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia
01:50Halo Pak Joko, apa kabar?
01:52Baik, Mas Bras
01:53Baik
01:54Terima kasih banyak atas waktu yang disempatkan Pak Joko
01:56dan sudah bergabung juga dengan Pak Anton Sitorus, Pengamat Properti
01:59Halo Pak Anton, apa kabar?
02:01Baik, Mas Bras
02:02Baik, terima kasih atas waktu yang disempatkan
02:04Langsung saja kita ke Pak Joko ini
02:07Dari sudut pelaku usaha bagaimana
02:09kedampak positif dari program 3 juta rumah
02:11saat ini kebegitu apakah memang sudah mulai terdampak
02:14atau seperti yang sudah disampaikan
02:16memang masih menunggu realisasinya begitu di lapangan
02:19Silahkan Pak
02:20Program 3 juta rumah sebenarnya sesuatu yang
02:25apa ya, dahsyat, unusual
02:29karena ini adalah cara baru pendekatan terhadap industri properti
02:34kita tahu bahwa selama satu dasar warsa ini
02:39backlog tidak pernah bergerak
02:42tidak pernah terore
02:432010 13,5
02:452020 12,7
02:48kemudian bergerak lagi di 9,9 juta pada 2023
02:53sesuai dengan soesenas
02:55Artinya, kalau dengan cara yang sama, pola yang sama, instrument yang sama
03:00tidak mungkin menghasilkan sesuatu yang berbeda
03:03Dengan program 3 juta rumah ini
03:06ada 3 hal pokok yang positif
03:10yang pertama adalah adanya perkeseran pemahaman pemerintah terhadap industri properti
03:16yang biasanya hanya digunakan sebagai adanya indikator pertumbuhan ekonomi
03:24maka dengan program 3 juta rumah ini
03:27pemerintah sudah bergeser cara pandangnya
03:31properti adalah sebagai salah satu yang digunakan untuk mendukrak pertumbuhan ekonomi
03:40dan ini sesuai dengan riset kami
03:42yang kita kerjasamakan dengan FPPUI
03:47dimana setiap investasi di sektor properti sebesar 7 miliar dolar
03:52atau sampai 8,5 itu
03:56akan memberikan dampak
03:58terhadap pertumbuhan ekonomi 0,5
04:00yang kedua
04:02ada keberdayaan pemerintah terhadap sektor ini
04:06karena sektor ini seperti kita tahui
04:10adalah sebuah sektor yang padat karya
04:15ada 17 juta penagak kerja disana
04:20ada dampak ekonomi
04:22ada dampak terhadap APBN
04:24ada dampak terhadap penurusan stunting
04:27dan kemiskinan
04:29nah ini pada akhirnya
04:31yang ketiga adalah
04:33program 3 juta rumah ini ya
04:36sebuah program unggulan dari Prabowo Hibran
04:40dimana pembangunan rumah
04:43dijadikan instrumen untuk
04:45pertumbuhan ekonomi
04:47untuk melawan kemiskinan
04:49menurunkan kemiskinan
04:51juga untuk mendorong BDP melalui
04:53pertumbuhan ekonomi di desa
04:55tiga hal pokok ini
04:57sebenarnya adalah sesuatu yang sangat
05:01esensial terhadap
05:03industri perumahan ini
05:05dan kita berharap
05:07program 3 juta rumah ini
05:09segera terakselasi dengan baik
05:11minimalnya
05:13define-nya, pengertiannya
05:15minimalnya roadmap-nya
05:17sudah harus mulai disosialisasikan
05:20kita berharap
05:22dan kami pun juga
05:24sudah
05:26memiliki
05:28propertonomic 2
05:30dimana kita berikan judul adalah
05:32propertonomic
05:34peta jalan 3 juta rumah
05:36pada saatnya kita akan sampaikan
05:38media juga kepada pemerintah
05:40oke itu dia dari pandangan Bray
05:42nah Pak Anton bagaimana dengan apresiasi
05:44yang tadi sudah disampaikan Pak Joko bahwa harapannya
05:46sebenarnya cukup tinggi
05:48dan dampak-dampak positif yang bisa dihasilkan
05:50dengan keberlanjutan ataupun
05:52nanti konsistensi dari program 3 juta rumah ini
05:54nampaknya cukup luar biasa
05:56sekali terhadap ekonomi nasional
05:580,5 persen kontribusinya terhadap
06:00pertumbuhan ekonomi nasional
06:02anda melihat bagaimana realnya
06:04realisasinya saat ini
06:06ya terimakasih Mas Fras
06:08jadi seperti yang saya
06:10sering sampaikan
06:12ke teman-teman media dari awal
06:14sekali ya Mas mengenai program
06:163 juta rumah ini pada prinsipnya
06:18kalau secara spirit ya
06:20tadi Pak Joko sampaikan untuk
06:22pengetasan kemiskinan perumahan lalu
06:24membantu akselerasi
06:26pembangunan ekonomi ya saya
06:28sangat setuju ya mengenai
06:30program yang diluncurkan ini
06:32karena memang
06:34itu sangat dibutuhkan
06:36apalagi waktu pertama kali pemerintah
06:38memutuskan untuk memisahkan
06:40PUPR dengan perumahan
06:42itu suatu hal yang sangat
06:44perlu diapresiasi
06:46jadi awalnya saya sangat setuju sekali
06:48tapi seiring dengan waktu
06:50sepertinya kementerian PKP ini
06:52kok nggak serius dalam arti
06:54pertama tidak fokus
06:56jadi yang harusnya menjadi target
06:58itu kelihatannya
07:00kita jadi bingung
07:02sebenarnya targetnya apa karena semua diurusin
07:04semua diurusin nggak ada fokus
07:06yang jelas
07:08perencanaannya kayak Pak Joko bilang
07:10roadmapnya juga belum ada
07:12jadi hanya buat
07:14announcement sana sini
07:16rencana begini begitu
07:18tapi implementasinya itu nggak ada
07:20jadi kalau saya melihatnya
07:22sangat disayangkan
07:24maksudnya harusnya
07:26kementerian baru ini
07:28kalau menurut saya sih
07:30nggak perlu berpikir jauh
07:32cukup apa yang ada
07:34selama yang sudah dijalankan
07:36dijalankan
07:38tapi dengan cara yang lebih baik
07:40jadi program-program yang selama ini berjalan
07:42itu MLPP, TAPERA, lalu
07:44pembangunan perumahan oleh
07:46berbagai lembaga itu
07:48coba aja itu dulu difokuskan
07:50tapi kalau ada yang perlu diperbaiki
07:52ditingkatkan
07:54kalau ini kan enggak, ini kan semua
07:56semuanya baru
07:58rencananya baru
08:00tapi itu hanya sebatas
08:02rencana mas, jadi kalau pelaksananya
08:04sampai sekarang belum terlalu
08:06ada realisasinya
08:08kira-kira kayak gitu
08:10kalau bicara mengenai kendala kan
08:12lahan, kemudian proses perizinan
08:14ini apakah memang sudah
08:16cukup clear, tinggal nanti
08:18eksekusinya saja begitu, kalau memang kita ingin
08:20meningkatkan lagi dari program 1 juta rumah
08:22ke 3 juta rumah
08:24itu semua kan masalah klasik
08:26masalah lahan, masalah perizinan
08:28masalah segala macam, itu tuh
08:30masalah klasik, dari zaman dulu juga
08:32masalah itu selalu ada
08:34yang menjadi masalah
08:36sekarang saya pikir karena emang leadershipnya
08:38kurang ngerti mengenai
08:40perumahan ini, jadi
08:42makanya tadi saya bilang, fokusnya enggak jelas
08:44sebenarnya mau ke mana arahnya
08:46mana yang menjadi prioritas
08:48jadi saya pikir
08:50masalah klasik, masalah
08:52lahan, masalah perizinan, masalah
08:54jangkauan, itu dari dulu selalu ada mas
08:56tapi kan sekarang itu
08:58dengan pengalaman kita, kita bisa belajar
09:00ke depan itu harusnya bagaimana
09:18kita mengikuti apa yang disampaikan
09:20oleh abang kita
09:22untuk sampai
09:24propertinomik 2 ini
09:26bisa berjalan kan memang
09:28yang pertama tadi
09:30segera berfokus
09:32ke menterianya
09:34kemudian
09:36kerjakan apa yang menjadi
09:38foksinya, tidak kesana kesini
09:40announcement seperti tadi
09:42yang ketiga, mulailah
09:44dari awal
09:46dari yang esensial
09:48apa itu definisinya
09:50pertanyaannya dahulu misalkan
09:52apakah pembangunan rumah
09:54baru atau renovasi
09:56untuk yang 3 juta rumah itu
09:58karena kalau kita mengikuti
10:00apa yang
10:02sudah digariskan
10:04dalam buku putih yang diberikan Pak Farah
10:06Bowo kepada Kementerian
10:08PKP itu, FLPP bukan bagian
10:10dari program 3 juta rumah
10:12nah, FLPP
10:14sendiri, ini program
10:16yang
12:18ada pembangunan 25 unit di setiap desa
12:20kalau itu 100 juta
12:22berarti ada 2,5 miliar
12:24ini juga berarti
12:26kalau kita perhitungkan dengan
12:28lapanya 20%
12:30misalkan, maka akan
12:32ada 500 juta yang akan
12:34bergerak dan bertumbuh
12:36di masyarakat
12:38desa, yang ketiga
12:40disana akan ada
12:42entrepreneur baru yang menggerakkan
12:44dan digerakkan oleh
12:46program 3 juta rumah itu
12:48mereka akan menjadi
12:50soko guru baru
12:52bagi industri di
12:54Indonesia, karena mereka ada di
12:56desa, minimalnya 2 sampai
12:583, maka kalau kita menggunakan
13:00data, minimalnya adalah
13:02hampir sekitar 250
13:04ribu
13:06entrepreneur baru
13:08dan itu kalau, sekali lagi
13:10program 3 juta rumah ini
13:12berjalan, maka mereka akan
13:14mengalami pendidikan
13:16setiap
13:18tahunnya dengan
13:20pelaksaan rumah itu, mereka akan terdidik
13:22akan di coaching, akan diawasi
13:24sehingga pada saatnya setelah
13:265 tahun, mereka sudah bisa
13:28menjadi sosok
13:30entrepreneur yang sudah
13:32bisa melakukan
13:34sesuatu di bidang ekonomi
13:36Pak Joko Lanta, strateginya apa yang perlu dilakukan?
13:38bisa mendorong percepatan dari
13:40program 3 juta rumah, kemudian bagaimana
13:42kita mendukung tadi pemanfaatan yang luar biasa
13:44sekali yang dirasakan multi player efek
13:46dari sector property untuk pembangunan
13:48ekonomi nasional, kita bahas nanti di segmen berikutnya
13:50kita akan jadikan dulu sebentaran pemirsa, kami akan
13:52segera kembali usai pariwara berikut ini
14:03ya terima kasih Anda masih bersama kami dalam
14:05market review pemirsa, berikut ini kami sampaikan
14:07data untuk Anda terkait dengan realisasi dari
14:09pembangunan program 1
14:11juta rumah, kita akan cermati dari
14:13tahun 2018 sampai dengan
14:152024, ya
14:17selengkapnya seperti yang bisa Anda saksikan
14:19di layar televisi Anda
14:211,1 juta di tahun
14:232018 kemudian meningkat
14:251,25 juta di tahun 2019
14:27kemudian sempat turun di tahun
14:292020 karena kita tahu ada pandemi
14:31COVID-19 kemudian trendnya naik terus
14:33sampai dengan tahun 2023
14:35mencapai 1,21 juta
14:37unit rumah dan target
14:39tahun 2024 lalu mencapai
14:411 juta unit rumah
14:43berikutnya terkait dengan program
14:45penyediaan 3 juta rumah per tahun
14:47ini 1 juta untuk hunian vertikal
14:49di wilayah perkotaan dan
14:51selanjutnya kita lihat
14:53rumah tapak di wilayah perdesaan
14:55sekitar 2 juta rumah
14:57ini seperti yang bisa Anda
14:59saksikan di layar televisi Anda
15:01terkait dengan program penyediaan
15:033 juta rumah per tahun
15:05kita lanjutkan kembali perbincangan
15:07bersama dengan Bapak Joko Suranto
15:09Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia
15:11kemudian Pak Antoni Sitorius Pengalat Property
15:13kalau kita cermati dengan informasi
15:15ataupun data yang tadi sudah disampaikan
15:17Pak Joko mungkin bisa disampaikan juga
15:19seperti apa sih sebenarnya kalau kita
15:21bicara tentang tantangan dari pembangunan
15:23properti atau sektor perumahan di Indonesia
15:25sampai saat ini kemudian bagaimana
15:27dengan target tadi ada 1 juta rumah
15:29dengan vertikal
15:31begitu hunian vertikal di wilayah perkotaan
15:332 juta rumah di wilayah perdesaan
15:35apakah masing-masing juga ada tantangan
15:37tersendiri yang harus dipecahkan
15:41kalau kita menggunakan
15:43kondisi existing
15:45memang permasalahan
15:47itu banyak
15:49namun kita tahu bahwa
15:51atas kondisi itu pun juga
15:55ekosistemnya juga sudah
15:57bisa bergerak, bisa berjalan
15:59dan kalau kita
16:01mendorongnya menjadi program 3 juta rumah
16:03memang itu tidak harus
16:05berubah totally
16:07dikerjakan di awal karena
16:09itu malah juga akan buang energi
16:11kita tahu bahwa
16:13yang harus dilakukan di awal
16:15adalah kalau kita menggunakan
16:17program 1 juta rumah
16:19di perkotaan
16:21itu maka
16:23kita harus menggunakan data BPS
16:25itu untuk di breakdown
16:27kita identify
16:29kemudian ada profiling
16:31sehingga kita tahu
16:33siapakah mereka
16:35name by addressnya sehingga nanti
16:37programnya sudah bisa link and match
16:39yang kedua
16:41adalah ada definisi
16:43yang lebih clear
16:45untuk program
16:472 juta rumah
16:49di desa sama
16:51pesisir itu, karena apa
16:53tanpa definisi maka
16:55program lanjutannya
16:57skema lanjutannya juga akan buntu
16:59mau kemana, ke siapa
17:01nah, ketika
17:03sudah definisinya sudah
17:05maka programnya yang dibentuk
17:07seperti apa saat ini juga masih
17:09ada dua, ada
17:11renovasi, ada
17:13program rumah baru
17:15ketika renovasi dan
17:17program rumah baru pun mau
17:19menggunakan skema KPR
17:21maka minimalnya ada 3
17:23hal yang harus dipersiapkan
17:25bagaimana
17:27ceritanya, yaitu ketika
17:29kaitannya tanah maka
17:31harus ada RDTR, kita
17:33tahu di pedesaan
17:35itu belum ada RDTR
17:37maka berarti ada program
17:39khusus yang harus dipersiapkan oleh
17:41BPN untuk menyiapkan
17:43sertifikatnya
17:45menyiapkan bahwa lahan tersebut
17:47bisa dibangun untuk rumah
17:49ketika sudah bisa dibangun
17:51maka baru bisa terpit
17:53PBKnya, ketika ada
17:55PBKnya maka
17:57sertifikat dan PBK maka akan
17:59layak menjadi kolateral
18:01tinggal 3
18:03yang dibutuhkan adalah
18:05mengenai pendapatan
18:07yang bisa dieksersaiz, yang bisa
18:09diverifikasi oleh perbankan
18:11kita tahu bahwa
18:13pendapatan masyarakat di desa
18:15dan pesisir itu adalah masyarakat
18:17sektor informal
18:19atau pendapatan yang tidak tetap
18:21maka dibutuhkan cara
18:23atau mekanisme
18:25yang dilakukan oleh pemerintah sehingga
18:27mereka bisa
18:29mendapatkan surat keterangan
18:31pendapatan atau officially melalui
18:33peraturan pemerintah atau pemerintah kepres
18:35nah ini yang harus dipersiapkan
18:37namun kalau
18:39setara kebijakan, kami sudah merumuskan
18:414 kebijakan yang harus dipersiapkan
18:43yaitu kebijakan mengenai
18:45pengadaan
18:47tanahnya
18:49yang adalah
18:51kebijakan mengenai mekanisme
18:53pengawasannya
18:55yang ketiga adalah kebijakan mengenai
18:57pola pembiayaannya
18:59yang keempat adalah
19:01kebijakan mengenai
19:03relasi industri
19:05pusat sama daerah juga berlaku industri
19:07karena kita tahu bahwa
19:09kebijakan perumahan
19:11ini belum inline
19:13antara kebijakan
19:15pusat sama daerah
19:17pengadaan perumahan masih
19:19menjadi beban di pemerintahan pusat
19:21tidak menjadi
19:23kewajiban ataupun tanggung jawab
19:25di pemerintahan daerah
19:27ini juga menjadi bagian yang
19:29menjadi
19:31benang pusat ketika kita
19:33berbicara mengenai perizinan
19:37dengan beberapa permasalahan
19:39ataupun tantangan yang tadi sudah disampaikan
19:41terkait dengan pertanahan, pengawasan
19:43kemudian juga bagaimana
19:45relasi industri antara pusat
19:47dan daerah, kemudian pembangunannya
19:49sendiri, apa yang perlu kita lihat? Anda melihat
19:51perlu ada solusi yang segera dilakukan
19:53tidak? Paling tidak bagaimana
19:55mensinergikan antara
19:57pusat dan daerah tadi untuk bisa mendukung
19:59program 3 juta rumah tadi?
20:03Kalau menurut saya gini mas
20:05tidak ada formula ajaib
20:07yang bisa
20:09mengatasi masalah perumahan ini
20:11dengan gampang dan singkat
20:13dan simpel, jadi
20:15tidak ada formula
20:17ramuan ajaib yang bisa
20:19seperti itu. Yang ada, yang kita perlukan
20:21adalah
20:23perencanaan secara integral
20:25menyangkut segala aspek yang tadi
20:27kita berbicara mengenai
20:29pengadaan lahan, lalu
20:31pendanaan, regulasi, itu semuanya
20:33itu harus diadres
20:35dengan perencanaan yang baik
20:37dan pelaksanaan yang baik
20:39jadi kalau ditanya
20:41apa yang
20:43urgent, ya saya pikir tidak perlu urgent juga
20:45selama kita bisa melaksanakan
20:47ini perencanaan dengan baik, lalu
20:49dilaksanakan secara gradual dan
20:51fokus ya, saya pikir itu
20:53yang lebih diperlukan, kita
20:55tidak mungkin juga mas, makanya saya bilang
20:57dari awal, ketika kita menyebut
20:59angka 3 juta, ini sesuatu
21:01yang spektakuler, karena tadi kan
21:03masnya sendiri sampaikan
21:05data-data pembangunan program 1 juta
21:07rumah 10 tahun terakhir, itu aja
21:09kalau menurut analisis saya
21:11itu nggak tercapai kok, karena
21:13hitung-hitungan saya paling 30% dari
21:151 juta rumah itu yang benar-benar
21:17program pembangunan rumah baru
21:19jadi kalau kita berbicara
21:21sesuatu yang spektakuler
21:23demi
21:25target yang singkat, nggak bakal bisa
21:27jadi perlu adalah
21:29yang tadi kita berkali-kali bilang
21:31roadmap, itu kan
21:33jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang
21:35jadi saya pikir
21:37yang diperlukan itu adalah
21:39fokus aja sih sebenarnya
21:41contohnya gini, maksud saya
21:43solusinya mungkin bisa dilakukan pemerintah, pertama
21:45dari pemerintah sendiri mulai
21:47berbenah diri, dari apa yang dimiliki
21:49oleh pemerintah, seperti contohnya
21:51tadi ya, program-program yang sudah berjalan
21:53FLPP, TAPERA, itu coba
21:55dijalankan dan
21:57sambil direview apa yang kurang
21:59apa yang perlu diperbaikin
22:01lalu contoh lainnya
22:03saya pikir perlu
22:05mengembalikan fitrah ya
22:07dari lembaga-lembaga seperti Perumnas, BUMN Karya
22:09ke fitrahnya seperti awal
22:11kayak di jaman dulu
22:13itu kan Perumnas itu luar biasa
22:15pembangunannya
22:17kenapa kok sekarang jadi ya
22:19melempem, belum lagi BUMN Karya
22:21kalau kita lihat mas
22:2310 tahun terakhir, BUMN Karya itu
22:25seiring dengan Pembangunan Infrastruktur, mereka
22:27membangun yang namanya hunian vertikal di
22:29kota-kota besar, apartemen
22:31tapi coba kalau kita perhatikan
22:33lagi mas, banyak dari proyek-proyek itu
22:35yang sukses, tapi banyak juga yang gagal
22:37jadi kalau kita lihat sekarang mas
22:39banyak proyek-proyeknya, apartemennya
22:41BUMN Karya, di mana-mana
22:43di kota-kota besar di Jakarta, yang
22:45nggak terserap gitu, bahkan mungkin
22:47jadi mandak, dan kita tahu sendiri bahwa
22:49beberapa bagi tower-tower itu
22:51yang coba dijual secara
22:53emblog, secara gelondongan, cuma
22:55dalam kondisi pasar seperti sekarang ini, nggak ada yang
22:57mau berani beli, aduh lah
22:59adalah stok hunian yang sebenarnya
23:01jadi sayang gitu, nah itu kan
23:03akibat dari perencanaan
23:05dan pelaksanaan yang mungkin kurang terpertamir
23:07jadi saya pikir koordinasi
23:09dan perencanaan yang matang
23:11yang melibatkan semua stakeholder itu saya pikir perlu mas
23:13itu dia, yang penting harus saling
23:15berkoordinasi, kemudian terintegrasi
23:17tadi antara posat dan daerah
23:19sehingga program ini juga bisa terlaksana dengan
23:21baik, kemudian tadi dengan mengoptimalkan
23:23program-program ataupun pembiayaan
23:25untuk setor properti yang sudah ada sebelumnya
23:27begitu sayang sekali, waktu terbatas ini
23:29Pak Joko, terima kasih atas update informasi
23:31yang sudah diberikan kepada pemirsa pada hari ini
23:33Panton, terima kasih juga atas analisis
23:35yang sudah Anda sampaikan kepada pemirsa
23:37pada hari ini, selamat melanjutkan aktivitas Anda
23:39kembali, salam sehat dan sampai
23:41berjumpa kembali, terima kasih Pak
23:43Terima kasih, selamat
23:45Baik, pemirsa, satu jam
23:47sudah saya menemani Anda dalam
23:49market review dan berbahas terus informasi Anda
23:51hanya di IDX channel, your trustworthy
23:53and comprehensive investment reference
23:55karena urusan masa depan
23:57harus terdepan, aku investor
23:59saham, saya Prasetyo Wibowo
24:01beserta seluruh kerabat kerja
24:03yang bertugas pamit undur diri
24:05terima kasih, sampai jumpa
24:29sub indo by broth3rmax