Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
KOMPAS.TV - Alissa Wahid mengenang pertemuannya dengan Paus Fransiskus saat berkunjung ke Vatikan sebagai momen yang penuh kehangatan dan makna.

Menurutnya, Paus Fransiskus adalah sosok yang sederhana namun memiliki keteguhan luar biasa dalam menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian lintas agama.

Sebagai informasi, Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun, Senin (21/4/2025) pagi waktu setempat. Kabar duka tersebut disampaikan oleh Kardinal Kevin Farrell yang menjabat sebagai Camerlengo Gereja Katolik Roma.

Selamat jalan, Pope Francis! Warisan kasih dan toleransi yang Engkau tinggalkan akan selalu menjadi cahaya bagi umat manusia.

#pausfransiskus #alissawahid #pausmeninggal #indonesia #vatikan

Baca Juga [FULL] Paus Fransiskus Wafat, Begini Harapan-Doa Umat Katolik di https://www.kompas.tv/nasional/588371/full-paus-fransiskus-wafat-begini-harapan-doa-umat-katolik

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/588376/sederhana-penuh-cinta-alissa-wahid-cerita-soal-sosok-paus-fransiskus-saat-bertemu-di-vatikan
Transkrip
00:00Selalu mendorong inklusivitas, itulah kenangan kita semua terkait pemimpin tertinggi umat katolik sedunia, Paus Franciscus.
00:08Kita bahas terkait pesan keberagaman dari Paus Franciscus bersama Direktur Jaringan Gus Durian, Alisa Wahid.
00:15Selamat malam Mbak Alisa.
00:18Selamat malam Mbak.
00:19Hari ini kita sama-sama sedih dan juga kaget karena baru saja melihat sosok Sri Paus kemarin pada saat Pascah
00:28tapi kita mendapatkan kabar duka sore waktu Indonesia.
00:32Bagaimana kalau dari sisi Mbak Alisa?
00:35Ya saya juga kemarin itu baru membaca bahwa dalam pesan Pascahnya Paus Franciscus itu sekali lagi menekankan
00:45bagaimana konflik Gaza itu benar-benar menghancurkan kehidupan orang-orang Palestina dan harus diakhiri.
00:55Ini pesan yang memang dari sejak awal konflik Gaza yang terakhir ini Paus Franciscuscuscuscus cukup gencar untuk menyampaikan.
01:04Baru kemarin membaca itu kok hari ini ternyata berpulang.
01:08Jadi tentu kita semua turut berduka tidak hanya umat katolik saja tetapi bagi saya ini kehilangan besar bagi kita semua di muka bumi ini saat ini.
01:21Dan Mbak Alisa juga sempat kefatikan, apa kesan yang Mbak Alisa dapat dari sosok Sri Paus?
01:31Saya alhamdulillah ya puji Tuhan saya berkesempatan untuk dua kali bertemu dengan Pak Paus
01:39mengikuti kegiatan yang bersama Pak Paus, yang pertama itu audiensinya lebih kecil
01:45karena itu acara yang diselenggarakan oleh Divisi Interagama Persaudaraan Lintas Iman
01:54dari gereja Fatikan, di mana para perempuan dari berbagai organisasi agama di dunia ini
02:02berkumpul untuk membicarakan tentang culture of encounter
02:06culture of encounter atau budaya untuk saling bersilaturahmi kalau istilah Indonesia
02:14itu adalah salah satu bentuk dari pandangan Paus tentang fratelituti atau persaudaraan kemanusiaan
02:23jadi waktu itu kami bertemu langsung dan mendengarkan langsung pesan beliau
02:27lalu yang kedua tahun lalu ketika gerakan perempuan dan iklim
02:35krisis iklim juga kami mengunjungi Fatikan dan bertemu dengan Paus
02:41di yang pertemuan yang kedua ini saya melihat bagaimana Paus berinteraksi dengan kaum difabel
02:46dan kelihatan sekali ya tokoh itu yang dia datang dari hati ketika dia memeluk
02:53atau menyapa umat itu pasti kelihatan otentisitasnya gitu
03:04dan itu yang perhatiannya lebih banyak kaum yang disabel daripada yang lain-lain
03:11dan itu memang dari sejak beliau masih di Argentina sudah seperti itu ya
03:15kita tahu sosok Sri Paus sangat kental sekali dengan menyuarakan kemanusiaan
03:23termasuk tadi yang disinggung juga oleh Mbak Alisa
03:25bukunya Paus juga soal Fratelli Tuti
03:28apa khususnya soal ini yang disampaikan langsung pada saat Mbak Alisa bertemu
03:34apa isu kemanusiaan yang masih membuat Sri Paus gundah?
03:39jadi begini Sri Paus ini, Paus Francis itu fokusnya adalah keadilan sosial sebetulnya
03:47dan beliau menyadari betul bahwa keadilan sosial itu selalu dampaknya
03:52atau korban yang paling besar adalah kelompok yang terpinggirkan
03:54atau kelompok yang lemah begitu
03:57karena itu beliau itu mengusahakan untuk membela mereka yang lemah
04:02siapapun mereka itu gitu
04:03nah dalam bukunya Fratelli Tuti
04:07beliau menyampaikan bahwa persaudaraan sekemanusiaan itu artinya
04:11harus juga berbela rasa kepada yang lemah
04:15menciptakan kehidupan yang adil bagi semua
04:20karena itu beliau menyoroti bagaimana misalnya
04:23dalam dokumen Human Fraternity
04:28itu beliau membahas tentang bagaimana perempuan
04:32itu harus menemukan pemenuhan haknya
04:35bagaimana anak-anak
04:37bagaimana kaum yang termarjinalkan
04:39kaum miskin itu harus mendapatkan keadilan sosial
04:44dan jadi persaudaraan itu bukan abstrak
04:46yang sekedar dalam wacana-wacana
04:49tetapi konkret pada ruang hidup bersama yang adil itu
04:55bahkan sempat disinggung juga soal COVID
04:57waktu itu ya penanganan COVID yang membuat seluruh dunia
05:00pada saat itu mencari bagaimana formulasinya
05:03tapi ada kesulitan dalam berbela rasa tadi ya
05:06Mbak Alisa ya waktu itu
05:08seperti sampaikan
05:09iya
05:10iya

Dianjurkan