PAPUA, KOMPAS.TV - Pencarian 19 petambang hilang yang menjadi korban banjir dan longsor di Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, terus dilakukan, salah satunya dengan menyisir lokasi banjir dan longsor.
Dari pantauan gambar udara, terlihat situasi lokasi bekas banjir dan tanah longsor yang terjadi.
Diduga di titik ini sejumlah korban tertimbun material longsor.
Saat ini cuaca di titik pencarian mendung dan berkabut, ditambah lokasi yang ekstrem, sehingga petugas harus ekstra hati-hati dalam melakukan pencarian.
Sebelumnya, tanah longsor dan banjir menerjang kamp pekerja tambang emas di Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Akibat longsor, 19 pekerja dilaporkan hilang.
Longsor terjadi akibat hujan deras di area penambangan. Dari jumlah korban 24 orang yang terseret banjir, hanya 4 orang yang berhasil selamat. Sementara 1 orang meninggal dunia dan 19 orang lainnya masih dalam pencarian.
Tim SAR gabungan langsung menuju ke lokasi kejadian. Namun, medan yang terjal dan sulit dijangkau menjadi kendala bagi tim SAR.
Tim gabungan dari SAR, TNI, dan polisi berhasil mengevakuasi satu korban meninggal dunia akibat banjir disertai tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat.
Korban meninggal dunia atas nama Harun Meidodga, berusia 22 tahun.
Kini korban sudah diserahkan ke keluarganya yang beralamat di Distrik Masni, Kabupaten Manokwari.
Harun Meidodga adalah salah satu korban yang ikut terseret banjir yang terjadi pada Jumat (16/5/2025) malam, bersama 18 rekan lainnya yang merupakan pekerja tambang emas.
Baca Juga Banjir dan Longsor Terjang Pegunungan Arfak, 1 petambang Tewas Dievakuasi di https://www.kompas.tv/regional/594157/banjir-dan-longsor-terjang-pegunungan-arfak-1-petambang-tewas-dievakuasi
#longsor #evakuasi #papua
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/594173/pencarian-19-petambang-hilang-korban-banjir-longsor-di-papua-terkendala-medan-ekstrem
Dari pantauan gambar udara, terlihat situasi lokasi bekas banjir dan tanah longsor yang terjadi.
Diduga di titik ini sejumlah korban tertimbun material longsor.
Saat ini cuaca di titik pencarian mendung dan berkabut, ditambah lokasi yang ekstrem, sehingga petugas harus ekstra hati-hati dalam melakukan pencarian.
Sebelumnya, tanah longsor dan banjir menerjang kamp pekerja tambang emas di Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Akibat longsor, 19 pekerja dilaporkan hilang.
Longsor terjadi akibat hujan deras di area penambangan. Dari jumlah korban 24 orang yang terseret banjir, hanya 4 orang yang berhasil selamat. Sementara 1 orang meninggal dunia dan 19 orang lainnya masih dalam pencarian.
Tim SAR gabungan langsung menuju ke lokasi kejadian. Namun, medan yang terjal dan sulit dijangkau menjadi kendala bagi tim SAR.
Tim gabungan dari SAR, TNI, dan polisi berhasil mengevakuasi satu korban meninggal dunia akibat banjir disertai tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat.
Korban meninggal dunia atas nama Harun Meidodga, berusia 22 tahun.
Kini korban sudah diserahkan ke keluarganya yang beralamat di Distrik Masni, Kabupaten Manokwari.
Harun Meidodga adalah salah satu korban yang ikut terseret banjir yang terjadi pada Jumat (16/5/2025) malam, bersama 18 rekan lainnya yang merupakan pekerja tambang emas.
Baca Juga Banjir dan Longsor Terjang Pegunungan Arfak, 1 petambang Tewas Dievakuasi di https://www.kompas.tv/regional/594157/banjir-dan-longsor-terjang-pegunungan-arfak-1-petambang-tewas-dievakuasi
#longsor #evakuasi #papua
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/594173/pencarian-19-petambang-hilang-korban-banjir-longsor-di-papua-terkendala-medan-ekstrem
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Pencarian 19 petambang hilang yang menjadi korban banjir bandang dan longsor di Kampung Jim,
00:06Distrik Katubau, Kabupaten Pegunungan Arfak terus dilakukan.
00:09Salah satunya dengan misir lokasi banjir dan longsor.
00:14Dari pantauan gambar udara terlihat situasi lokasi bekas banjir dan tanah longsor yang terjadi.
00:22Diduga di titik ini sejumlah korban tertimbun material longsor.
00:25Saat ini cuaca di titik pencarian mendung dan berkabut ditambah lokasi yang ekstrem.
00:30Sehingga petugas harus ekstra hati-hati dalam melakukan pencarian.
00:39Sebelumnya tanah longsor dan banjir menerjang kem pekerja tambang emas di Distrik Katubau, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.
00:47Akibat longsor, 19 pekerja dilaporkan hilang.
00:50Longsor terjadi akibat hujan deras di area pertambangan.
00:53Dari jumlah korban, 24 orang yang terseret banjir, hanya 4 orang yang selamat.
00:59Sementara 1 orang meninggal dan 19 orang lain yang masih dalam pencarian.
01:03Timsar gabungan langsung menuju ke lokasi kejadian.
01:07Namun, medan terjal dan sulit dijangkau menjadi kendala bagi timsar untuk mencari korban.
01:12Kami dari Polri, TNI, dan Pasar Nas saat ini sedang menuju ke TKP.
01:23Kami ada di Kampung Jinga.
01:26Dan diperkirakan 2-3 jam lagi kami akan sampai di TKP dengan kendaraan, makan berjalan kaki.
01:35Mohon doanya hingga kami sampai di tempat kejadian dan mencari mengevakuasi para korban.
01:44Kami pun aparat dalam keadaan selamat dan doa kita semua proses berjalan dengan baik dan lancar.
01:53Timsar gabungan TNI dan Polri berhasil mengevakuasi satu korban meninggal akibat banjir disertai tanah longsor
02:03yang terjadi di Kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat.
02:07Korban meninggal atas nama Harun Meidogda, berusia 22 tahun.
02:12Kini korban sudah disirahkan ke keluarganya yang beralamat di Distrik Masni, Kabupaten Manukwari.
02:18Harun Meidogda adalah salah satu korban yang ikut terseret banjir yang terjadi pada Jumat malam
02:24bersama 18 rekan lainnya yang merupakan pekerja tambang emas.
02:33Untuk mengetahui informasi terkait pencarian 19 petambang emas yang hilang saat terjadi banjir bandang
02:39di Pegunungan Arfak, Manukwari, Papua Barat.
02:42Kita tanyakan langsung pada jurnal skopasi V. Flora Batlayeri di Sorong, Papua Barat.
02:48Flora, untuk saat ini bagaimana kronologi 19 orang dan 4 lainnya yang saat ini selamat
02:54terkena banjir bandang dan apakah sehingga saat ini ada korban yang berhasil ditemukan?
03:01Ya, selamat siang, Buna dan juga saudara.
03:04Proses pencarian 19 korban yang hilang di Rampung Jim, Distrik Satubung, Kabupaten Pegunungan Arfak
03:12sudah dilakukan di hari ini.
03:14Di mana tadi pada pukul 9 lewat 17 menit, timsar gabungan
03:18sudah menuju ke lokasi untuk melakukan pencarian dan evakuasi para korban.
03:24Di mana timsar yang tadinya berjumlah 35 orang,
03:28ini sudah bertambah menjadi 12 orang dari BPPD dan 4 dari tenaga medis.
03:34sehingga total timsar gabungan yang melakukan pencarian di hari ini berjumlah 50 orang.
03:41Timsar gabungan sudah melakukan observasi dan juga melakukan mapping area
03:46untuk melihat lokasi mana saja yang akan dilakukan pencarian dan evakuasi para korban.
03:52Di mana pada pukul 9 lewat 17 menit waktu Indonesia Timur tadi,
03:57timsar melakukan perjalanan, jalan kaki begitu dari kampung Jim menuju ke lokasi kejadian
04:03yang lumayan jauh di mana diperkirakan jarak yang ditempuh,
04:08waktu yang ditempuh oleh timsar gabungan nanti sekitar 2 jam perjalanan.
04:13Di mana dari gambar pantauan udara juga sudah terlihat pada lokasi kejadian yang sub-extreme
04:20dan terlihat ada sejumlah korban yang sampai saat ini belum bisa dilakukan evakuasi
04:27mengingat kondisi cuaca di kampung Jim, di football sendiri sementara menduk begitu
04:35dan timsar gabungan mengantipasi kemungkinan akan terjadi hujan kembali
04:40sehingga dijaga agar para personil tetap aman, evakuasi akan dilakukan jika cuaca di lokasi sudah cerah.
04:48Untuk melewati lokasi, untuk menuju ke lokasi tempat kejadian,
04:55timsar melewati lembah dan juga gunung dan melewati sungai yang panjangnya 3 km.
05:02Diketahui bahwa distrik Kasebui sendiri merupakan distrik yang ada di pergunungan Arpak
05:08dengan luas wilayahnya mencapai 2.773,74 km persegi.
05:15Yang di dalamnya terdapat kampung Jim yang wilayahnya penuh dengan perbukitan
05:21dan juga lembah serta sungai Juno.
05:24Ya Flor, untuk dari gambar pantauan udara lokasi ini tergolong ekstrem,
05:29lalu seperti apa timsar gabungan mengerahkan alat untuk mencari 19 orang yang saat ini masih dicari?
05:34Ya, Juno dan juga pendara mengingat lokasi patik kejadian kulit diapres untuk pendaraan.
05:43Ketiga, untuk proses menuju ke lokasi sendiri, timsar gabungan tidak menggunakan pendaraan
05:50dan juga tidak membawa alat berat untuk membantu proses epakuasi.
05:54Melainkan mereka berjalan kaki karena wilayahnya cukup jauh dan menghabiskan waktu hingga 2 jam.
06:00Kemudian mereka hanya menggunakan peralatan yang sederhana begitu Juno.
06:05Dan kita tahu juga bahwa dari pantauan kamera udara terlihat bahwa lokasi kejadian ini cukup ekstrem
06:12di mana terdapat bukit dan juga lembah serta sungai sehingga untuk proses pencarian sedikit sulit untuk timsar gabungan
06:22mengingat di lokasi kejadian juga terdapat material lumpur dan juga material lainnya
06:29yang menyulitkan timsar gabungan untuk melihat, mencari para korban yang tertimbun material.
06:35Begitu Juno.
06:36Kita harapkan upaya timsar gabungan dapat membawakan titik terang pada siang hari.
06:40Terima kasih atas laporan Anda, Jurnalis Kompas TV Flora Batla Yeri dari Sorong, Papua Barat, Daya.