Lewati ke pemutarLewatkan ke konten utamaLewati ke footer
  • kemarin dulu
KOMPAS.TV - Pengamat militer meminta TNI segera mengevaluasi prosedur pemusnahan amunisi usai insiden ledakan di Garut, Jawa Barat, yang menewaskan 13 orang diantaranya 4 anggota TNI dan 9 warga sipil.

Evaluasi mendesak dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang dan untuk memastikan standar keamanan dijalankan secara ketat sesuai protokol.

Sahabat KompasTV, jangan lupa like, comment, dan subscribe channel YouTube KompasTV, juga aktifkan lonceng notifikasi agar tidak ketinggalan update mengenai isu-isu terkini di Indonesia.

Jangan lewatkan live streaming KompasTV 24 jam non stop di https://www.kompas.tv/.... Agar tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia, yuk subscribe channel youtube KompasTV. Aktifkan juga lonceng supaya kamu dapat notifikasi video terbaru dari KompasTV.

Sahabat KompasTV juga bisa memperoleh informasi terkini melalui website: www.kompas.tv

Baca Juga Detik-Detik Pemusnahan Amunisi Tak Layak Pakai oleh TNI AD di Garut, Tewaskan 13 Orang di https://www.kompas.tv/nasional/592821/detik-detik-pemusnahan-amunisi-tak-layak-pakai-oleh-tni-ad-di-garut-tewaskan-13-orang

#ledakan #garut #amunisi #ledakanamunisi

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/592826/pengamat-minta-tni-evaluasi-prosedur-usai-ledakan-pemusnahan-amunisi-di-garut
Transkrip
00:00Saudara 13 orang meninggal dunia akibat ledakan saat pengusunan amunisi di Garut, Jawa Barat.
00:05Pengusunan amunisi kedaluarsa tersebut terjadi pada Senin pagi, tepatnya di Desa Sagara, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
00:14Dari 13 korban tewas tersebut, diantaranya ada Kolonel CPL Antonius Hermawan, Mayor CPL Anda Rohanda.
00:22Sementara itu ada 9 warga sipil yang juga menjadi korban tewas.
00:31Seluruh korban langsung dievakuasi ke RSUD Pamempek, Garut, Jawa Barat, Saudara.
00:36Dan sudah bergabung bersama kami di Breaking News Kompas TV, Mas Ridwan Habib, pengamat militer yang akan berbincang bersama kami.
00:44Selamat sore Mas Ridwan.
00:46Selamat sore ya Sir.
00:47Mas Ridwan, dari ledakan amunisi yang berdampak pada 13 orang tewas ini, apa yang Anda lihat? Apakah Anda menilai ada unsur kelalaian di sini?
00:58Yang pertama tentu kita menyampaikan tugas cita yang mendalam ya.
01:02Karena ini ada korban jiwa dan sangat disayangkan terjadi di hari libur, hari waisak.
01:09Dan saya kira memang ini sebuah hal yang tidak boleh terulang lagi Mas Yashir.
01:14Ada pun yang kedua, saya kira memang prosedur-prosedur peledakan amunisi yang sudah tidak terpakai dengan kejadian di Pamempek ini perlu dievaluasi ulang.
01:26Misalnya tentang apakah warga sipil boleh melakukan atau boleh ikut membantu dalam jarak dekat.
01:35Ini kan radiusnya sangat dekat sehingga kemudian terjadi korban ya.
01:39Kita tidak bisa memungkiri Mas Yashir, dalam situasi peledakan selalu ada kemungkinan human error.
01:47Misalnya karena ini bahan peledak ya, ini sensitif dengan getaran, sensitif dengan suhu, sensitif dengan bahkan dengan gerakan sedikit saja ini sangat sensitif detonator itu.
01:59Nah, sangat disayangkan ketika ada warga sipil yang boleh masuk ke area berbahagia ini.
02:07Bahkan menurut kami petugas yang melakukan disposal pun idealnya dilengkapi harusnya dengan perangkat-perangkat counter disposal.
02:17Ya, dengan baju pelindung, dengan helm pelindung sehingga benar-benar dilakukan secara super safety.
02:24Tapi apapun itu kita berduga dan kita berharap pimpinan TNI, pimpinan Malkas Besar, TNI Angkatan Darat mengambil pelajaran besar dari kejadian ini
02:35dan segera melakukan evaluasi prosedur-prosedur berikutnya.
02:39Jangan sampai yang seperti ini terulang kembali, Mas Yashir.
02:42Evaluasi untuk prosedur berikutnya itu akan seperti apa menurut Anda?
02:47Apakah fokus kepada pengamanan agar masyarakat ataupun warga di sekitar untuk tidak ikut terlibat atau bagaimana?
02:54Yang pertama tentu saja dari petugas disposal sendiri ya.
02:58Petugas disposal tentu saja harus dilengkapi lebih banyak perangkat-perangkat yang mengamankan mereka ya.
03:05Ada baju-baju counter disposal yang itu dimiliki oleh unit-unit angkatan darat.
03:12Dan saya kira ini bisa dilaksanakan.
03:14Kemudian yang kedua tadi, jangan sampai ada warga sipil yang boleh masuk ke area berbahaya itu.
03:25Apapun alasannya.
03:26Karena saya baca di media sosial misalnya muncul mulai ada muncul berita bahwa mereka ini sebenarnya mengumpulkan sisa-sisa munisi dan sebagainya.
03:35Ini kalaupun itu benar ini sangat-sangat disayangkan dan tidak boleh terjadi lagi.
03:40Karena bagaimanapun juga perangkat-perangkat itu sangat berbahaya.
03:44Walaupun sudah dinyatakan sebagai amunisi yang sudah tidak dipakai.
03:48Jadi dua hal ini yang saya kira perlu dievaluasi ketat ya di prosedur berikutnya.
03:53Termasuk tindakan preventif berupa sosialisasi begitu karena mungkin ini warga menganggap bahwa adalah hal yang biasa setelah pemusnahan.
04:03Mereka ke sana kemudian mengambil sisa-sisa amunisi sehingga tidak ada ketakutan, tidak ada kekhawatiran di sana.
04:10Ya kalau dari penjelasan dari MAPES TNI maupun MAPES Angkatan Darat kan ini bukan hal yang pertama ya dilakukan di sposil ini.
04:17Dan mungkin selama ini aman-aman saja begitu.
04:21Tetapi ketika terjadi hal seperti ini yang sangat kita sayangkan, kita berduka ada korban jiwa, saya kira tidak bisa dinormalisasi lagi.
04:32Apapun alasannya tidak boleh ada warga sipil yang masuk dalam area berbahaya itu Mas Yajir.
04:38Walaupun alasannya misalnya mengumpulkan sisa amunisi, mereka bisa menjual lagi dan seterusnya.
04:43Saya kira TNI harus tegas di situ, tidak bisa, tidak boleh lagi.
04:47Ada masyarakat sipil yang kemudian masuk ke area-area terlarang seperti ini.
04:53Baik, terkait dengan lokasi memang ini sudah diinformasikan memang lokasinya sudah jauh dari warga.
05:00Tapi tetap saja masih ada warga yang menuju ke area pemusnahan.
05:04Dari lokasi sendiri apakah harus ada evaluasi khusus menurut Anda?
05:08Ya saya kira kalau memang wilayahnya Pak Mempek ini sudah biasa dilakukan, Jibalong ini daerah yang sebenarnya jauh dari pemukiman.
05:17Tinggal sekarang prosedur normal warga boleh mendekat itu yang kemudian dibatasi ya, dilarang keras.
05:24Saya kira memang perlu sosialisasi intensif melalui kepala desa, perangkat-perangkat desa, kemudian babinsa, koramil.
05:34Ini karena demi keselamatan ya, keselamatan jiwa.
05:36Jangan kemudian hanya mohon maaf, misalnya mereka kan berharap keuntungan dari besi-besi bekas itu ya.
05:43Besi-besi bekas munisi itu, tetapi kemudian resikonya tidak sebanding karena resikonya kehilangan nyawa.
05:49Dan bahkan kita sangat sayangkan kepala puspalat, gudang puspalat ya, kepala gudang puspalat di Garut, levelnya kolonel,
05:59Bang Antonius itu juga menjadi korban jiwa di situ.
06:03Ini sangat-sangat kita sayangkan dan semoga ini yang terakhir terjadi di lingkungan TNI.
06:10Tadi disampaikan bahwa memang sebenarnya sudah bisa dikatakan, memang kita masih menunggu hasil investigasi keseluruhan,
06:17namun hasil sementara ada human error di situ.
06:21Anda melihat bagaimana akhirnya mengantisipasi jika ada human error dalam pemusunan amunisi ini tidak berdampak pada hingga adanya korban jiwa?
06:31Ya, bisa juga kemudian prosedurnya dievaluasi dengan menggunakan perangkat-perangkat yang lebih modern.
06:37Setahu saya, Mabes Angkatan Darat itu juga mempunyai robot atau mempunyai semacam perangkat detonator jarak jauh ya.
06:47Jadi mereka bisa menggunakan itu sehingga meminimalisasi faktor manusia.
06:55Karena detonator ini kan sebenarnya juga bisa dilakukan peledakan dari jarak jauh menggunakan picu waktu atau time detonator.
07:01Jadi dipasang, kemudian dilakukan pemicuan misalnya 10 menit, 5 menit pada jarak-jarak aman di mana masyarakat bisa menjauh,
07:13kemudian warga yang ada di sekitar juga bisa menjauh dan petugas bisa menjauh.
07:17Jadi saya kira prosedurnya bisa dievaluasi apakah menggunakan perangkat robot peledak, robot yang khusus digunakan untuk melakukan peledakan,
07:28atau menggunakan detonator jarak jauh, pemicu jarak jauh.
07:32Ini bisa dilakukan evaluasi-evaluasi prosedur.
07:36Selain evaluasi prosedur, menurut Anda apa saja syarat-syarat aman dalam melakukan pemusnahan amunisi?
07:44Saya kira memang pertama memastikan dulu bahwa amunisi yang akan didisposial itu benar-benar sudah tidak bisa digunakan.
07:53Ini yang saya kira penting sekali ya.
07:56Karena sekali lagi detonator apalagi bahan peledak itu sensitif sekali.
08:01Apalagi usianya sudah tua dengan getaran, kemudian dengan panas, bahkan hanya dengan gerakan kecil saja itu bisa melakukan, memicu peledakan.
08:14Ini yang saya kira juga harus benar-benar dihitung ulang oleh teman-teman di TNI Angkatan Darat maupun di MAPUS TNI.
08:21Jangan sampai kemudian dengan metodologi yang normal, itu yang ternyata sudah menimbulkan korban jiwa, dilakukan kembali.
08:30Jadi harus ada perubahan metodologi.
08:32Baik, identifikasi amunisi yang akan dimusnahkan ya.
08:38Sepengetahuan Anda nih identifikasinya itu biasanya akan seperti apa?
08:42Apakah amunisi tertentu, pemusnahannya seperti ini, atau semua amunisi yang keduluarsa dipukul rata begitu dalam proses pemusnahannya?
08:52Ada prosedur waktu ya, jadi ada beberapa misalnya munisi rudal, munisi roket, kemudian bahan-bahan latihan detonasi.
09:04Itu kan ada masa kadaluarsanya.
09:07Ada misalnya rentangnya 20 tahun, 15 tahun.
09:11Nah, kenapa dimusnahkan?
09:13Karena memang gudang-gudang kita kan ada pengadaan barang baru.
09:17Dan itu membutuhkan tempat.
09:19Jadi yang lama harus didisposial.
09:22Karena tempatnya nggak ada.
09:24Sudah harus ada pengadaan baru, sudah ada perangkat baru, sehingga yang lama sudah tidak dibutuhkan lagi.
09:30Nah, sekarang kan tinggal prosedur disposialnya berarti kan.
09:33Tadi, apakah prosedur disposialnya itu kembali lagi dengan metodologi seperti sekarang?
09:39Jadi kan itu diledakkan dengan peledak baru.
09:43Disposialnya dilakukan dengan peledakan.
09:45Apakah bisa misalnya disposialnya dengan model yang lain?
09:50Misalnya, ini hanya ide ya, ditenggelamkan di laut dalam misalnya.
09:54Ini kan salah satu saja.
09:56Salah satu saja misalnya ide-ide yang muncul dari teman-teman pemerhati militer mengingat dengan situasi yang ada hari ini.
10:04Walaupun memang harus dilakukan, diledakkan, apakah bisa dilakukan secara jauh?
10:09Menggunakan robot?
10:10Ini sangat terbuka dengan berbagai macam kemungkinan.
10:12Kita tahan dulu, Mas Ridwan.
10:14Kita jeda sejenak.
10:15Breaking News Kompas TV terkait dengan pemusuhan amunisi yang menyebabkan 13 orang tewas.
10:19Kita lanjutkan usaha jeda berikut ini.
10:21Masih bergabung bersama kami, pengamat militer, Mas Ridwan Habib.
10:32Halo.
10:32Mas Ridwan.
10:33Ya, ya, masih.
10:35Akan ada investigasi secara menyeluruh.
10:38Nah, menurut Anda, investigasi secara menyeluruh ini nanti akan seperti apa yang dilakukan?
10:43Ya, tentu saja berangkat dari tempat kejadian perkara dulu ya, Mas Yajir.
10:46Ya, prosedurnya step by step, bahkan kalau bisa dari waktu ke waktu ya, jam berapa amunisinya dibawa ke Garut, jam berapa disusun, jam berapa peledakan sumur 1, jam berapa peledakan sumur 2.
11:02Ini saya kira bisa dilakukan secara gradual dan bertahap.
11:08Lalu setelah itu kan masih banyak saksi mata yang ada di situ.
11:11Dan saksi mata itu bisa ditanya ya, misalnya tentang bagaimana masyarakat sipil itu bisa mendekat.
11:19Kalau tadi dari penjelasan TNI kan ada penyusunan detonator di sumur ketiga.
11:25Nah, kalau penyusunan detonator itu dilakukan oleh manusia dalam hal ini adalah personil TNI,
11:30maka kenapa masyarakat bisa di sekitar itu?
11:34Itu kan juga satu pertanyaan besar nantinya.
11:36Apakah masyarakat yang di sekitar itu adalah mereka yang baru saja mencari sisa-sisa munisi?
11:42Ataukah mereka selama ini terbiasa diperkerjakan membantu teman-teman TNI melakukan disposal?
11:49Karena ini bukan yang sekali saja terjadi ya.
11:52Dan ini satu musibah yang saya kira nantinya juga akan masuk kepada prosedur-prosedur lainnya.
11:58Misalnya tentang tadi yang dikatakan Mas Yajir, tentang bagaimana sih sebuah munisi dinyatakan tidak bisa dipakai.
12:04Kemudian apakah ada prosedur lain yang bisa digunakan untuk melakukan disposal?
12:10Nah, tentu saja kita tunggu. Prosesnya pasti sedang berjalan.
12:13Baik, terima kasih Ridwan Habib, pengamat militer, telah berbagi perspektifnya terkait dengan kejadian pemusnahan amunisi
12:20yang berdampak pada 13 orang tewas.
12:25Terima kasih Mas Ridwan.
12:26Terima kasih.

Dianjurkan