KOMPAS.TV - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mencetuskan program "wajib militer" untuk siswa nakal. Sementara itu Gubernur Jakarta, Pramono Anung mulai memberlakukan aturan ASN Jakarta wajib menggunakan transportasi umum setiap hari Rabu.
Gubernur akan membangun citra prorakyat namun ada gaya pribadi untuk memoles citra seperti sederhana dan tegas. Apakah bisa bertahan hingga pemilu selanjutnya?
Kita bahas gaya kepemimpinan kepala daerah, di antaranya Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan Gubernur Jakarta, Pramono Anung.
Kita bahas bersama Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno.
Baca Juga Wajibkan ASN Naik Transportasi Umum, Pramono: Ini Akan Kurangi Kemacetan dan Polusi Turun di https://www.kompas.tv/nasional/590404/wajibkan-asn-naik-transportasi-umum-pramono-ini-akan-kurangi-kemacetan-dan-polusi-turun
#pramonoanung #dedimulyadi #kepemimpinan
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/590415/analisis-gaya-kepemimpinan-gubernur-dedi-mulyadi-dan-pramono-anung-adi-prayitno-ungkap-hal-ini
Gubernur akan membangun citra prorakyat namun ada gaya pribadi untuk memoles citra seperti sederhana dan tegas. Apakah bisa bertahan hingga pemilu selanjutnya?
Kita bahas gaya kepemimpinan kepala daerah, di antaranya Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan Gubernur Jakarta, Pramono Anung.
Kita bahas bersama Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno.
Baca Juga Wajibkan ASN Naik Transportasi Umum, Pramono: Ini Akan Kurangi Kemacetan dan Polusi Turun di https://www.kompas.tv/nasional/590404/wajibkan-asn-naik-transportasi-umum-pramono-ini-akan-kurangi-kemacetan-dan-polusi-turun
#pramonoanung #dedimulyadi #kepemimpinan
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/590415/analisis-gaya-kepemimpinan-gubernur-dedi-mulyadi-dan-pramono-anung-adi-prayitno-ungkap-hal-ini
Kategori
🗞
BeritaTranskrip
00:00Kita bahas soal gaya kepemimpinan kepala daerah, diantaranya ada Gubernur Jawa Barat, Deddy Mulyadi, dan juga Gubernur Jakarta, Pramono Anung, bersama dengan Direktur Eksekutif Parameter Politik, Mas Adi Pradito, yang telah bergabung bersama kami di Kompas Petang.
00:14Selamat petang, Mas Adi.
00:16Selamat petang, Mas.
00:17Mas Adi, Anda melihatnya seperti apa nih? Seberapa pengaruh sih menurut Anda dari sisi politik ini gaya kepemimpinan dari kepala daerah untuk membangun citra terhadap program-program yang telah mereka sampaikan ini?
00:30Ya, saya kira memang secara prinsip ya, Gubernur Konten itu menjadi penting. Sebagai sebuah eksposur, seorang Gubernur itu melakukan gerberakan-gerberakan kinerja yang bisa terukur.
00:42Dengan adanya media sosial yang begitu berlimpah, tentu para Gubernur dan para pemimpin-pemimpin daerah itu bisa memamerkan apa saja yang sudah dilakukan oleh mereka.
00:52Karena selama ini kan banyak sekali tuntutan-tuntutan dari publik, apa sih sebenarnya kerjaan dari seorang Gubernur, Bupati dan Wali Kota?
00:59Maka dengan adanya media sosial yang cukup luar biasa, bagi saya ini adalah semacam moment of the truth, pembuktian bahwa kepala daerah itu melakukan akselerasi, melakukan kinerja, dan mereka berbuat sesuatu yang berguna untuk daerahnya masing-masing.
01:14Itu secara prinsip penting sebenarnya mas. Minimal rakyat dan publik secara umum bisa melihat bahwa Gubernur itu bukan hanya duduk manis dan berdiam diri selama 5 tahun dan hanya menunggu pilkada di 5 tahun selanjutnya.
01:28Itu yang pertama.
01:29Yang kedua bagi saya memang secara prinsip apapun yang dilakukan oleh Gubernur-Gubernur yang mengekspos begitu banyak kegiatannya di media sosial, itu tentu jangan berhenti di situ.
01:41Yang paling penting adalah bagaimana apa yang sudah diekspos di media sosial itu dibarengi dengan kebijakan-kebijakan yang konkret.
01:48Misalnya soal kemiskinan bisa berkurang, akses terhadap pekerjaan itu semakin mudah, orang-orang yang selama ini untuk mendapatkan akses terhadap kesehatan itu sulit, kemudian ada solusinya, dan seterusnya, dan seterusnya.
02:02Karena tentu kita tidak mau publik secara umum, apa yang ditampilkan di medsos, di dunia digital, itu hanya sebatas ornamen-ornamen yang tidak bisa diukur, dan hanya sebatas gimmick yang tidak ada solusinya.
02:14Anda melihat ini masih sebatas gimmick atau memang sudah sesuai dengan kinerja di lapangannya?
02:21Perhari ini sebenarnya sebatas testing the water, semacam pemanasan sebenarnya masih asir ya.
02:27Kalau kita mau hitung satu-satu, misalnya soal Gubernur Jawa Barat, misalnya larangan soal study tour, itu bagus sebenarnya.
02:35Ini kan untuk efesiensi dan untuk menghemat anggaran terutama untuk masyarakat yang memang kurang mampu.
02:41Termasuk misalnya soal, apa namanya, dilarang untuk memungut bagaimana penggalangan dana di jalan umum.
02:49Itu secara prinsip bagus, cuman kan perlu ada solusinya.
02:52Bagaimana dengan tempat-tempat ibadah, seperti masjid dan musholah yang memang tidak punya dana.
02:56Kalau misalnya menggalang dana di jalan umum, itu tidak bisa.
03:00Itulah yang saya sebutkan, larangan kanan-kili boleh, study tour tidak boleh.
03:04Kemudian misalnya, macam-macam.
03:06Tapi yang paling penting adalah kasih solusinya supaya masyarakat itu terberdaya.
03:12Kalau Mas Adi melihatnya, gaya-gaya kemimpinan seperti ini memang akan berpengaruh pada simpati publik,
03:19begitu akan menarik rasa minat publik kepada para Gubernur ini?
03:25Kalau melihat kecendungan rata-rata, ya sekiranya memang publik suka dengan pemimpin yang selalu menunjukkan apa yang mereka lakukan, Mas Yasir.
03:32Tapi ini akan menjadi feedback yang justru sebaliknya, kalau tidak dibarengi dengan kebijakan-kebijakan yang terukur.
03:40Misalnya, kalau soal keinginan wajib militer, kesiswa yang dianggap nakal,
03:45kalau itu tidak dibarengi dengan kebijakan-kebijakan yang lain dan terukur,
03:49misalnya soal bagaimana pembinaan supaya tak ada lagi misalnya anak-anak muda, anak-anak remaja, anak-anak sekolah yang nakal,
03:56itu tentu ya percuma.
03:58Karena, kenapa jawabannya misalnya harus wajib militer?
04:01Kenapa misalnya tidak dipesantrenkan?
04:03Bukankah dipesantren itu pembinaan jasmani dan rohani juga cukup kuat?
04:08Sentuhan-sentuhan psikologi seorang ulama, seorang kiai, dan seorang ustadz,
04:12menjadi penting sebenarnya untuk menimbang supaya anak-anak muda yang selama ini nakal misalnya,
04:18itu menjadi penting menjadi anak-anak muda yang baik dan anak-anak muda yang soleh.
04:22Satu sisi anak mudanya baik dan yang paling penting pesantren ataupun lembaga agamanya itu bisa terbantu dengan adanya program semacam ini.
04:30Oleh karena itu, kalau saya membaca rata-rata secara umum, gubernur yang disebut dengan gubernur konten ini,
04:35secara subtantif bagus, gebrakannya sudah ada, tapi yang paling penting jangan hanya berhenti di situ.
04:40Jangan hamnya berhenti di situ ya, Mas Adi ya. Anda jadi melihatnya ini, apakah ini betul pembuktian kinerja mereka
04:47atau ini bisa dikatakan sebagai sesuatu yang menjadi investasi untuk membangun citra di periode selanjutnya atau kontestasi selanjutnya?
04:57Kalau bicara tentang membangun citra pasti. Saya kira semua pejabat-pejabat publik di negara kita,
05:03mereka punya intensi sebenarnya untuk menunjukkan sebagai pemimpin yang pro-rakyat.
05:08Tentu faedahnya adalah akan disebut sebagai pemimpin yang akan berguna menjadi calon-calon pemimpin di masa-masa yang akan datang.
05:15Kalau kita membaca komentar-komentar di Nisen, jangan-jangan gubernur yang aktif di Medsos,
05:20bikin konten terkait dengan segala keputusannya, oh ini adalah jalan panjang menuju 2029.
05:27Bagi saya terlampau jauh. Karena kalau bicara tentang calon presiden Republik Indonesia,
05:32sepanjang masih Prabu Subianto menjalankan diri untuk yang kedua kalinya,
05:36maka sulit saya membayangkan ada calon-calon lain yang bisa menandingi sehebat dan sekuat Prabu Mas Yarsir.
05:42Kan bisa jadi wakilnya Mas?
05:45Ya kalau kita bicara Kang Deddy, ya tentu ini adalah satu partai.
05:49Rasa-rasanya calon presiden dan wakil presiden kalau satu partai itu agak sulit untuk memborong dua kursi bersamaan.
05:55Kecuali calon-calon gubernur yang lain, mungkin gubernur Jakarta, ya kan?
06:00Ataupun gubernur Kaltim, gubernur Banten, sorry gubernur-gubernur yang misalnya bukan Kadir Gerinda, sangat mungkin.
06:07Tapi bagi saya memang di era digital yang semakin terbuka, memang ada tuntutan bagi seorang pejabat publik
06:13untuk selalu eksis, untuk selalu tampil, bahwa mereka adalah sebagai pemimpin yang bekerja untuk rakyat.
06:20Pemimpin yang bekerja untuk rakyat ya Mas Hadi ya?
06:23Kalau menurut Anda, gaya-gaya kemimpinan seperti ini dengan program-program, kemudian aktif media di media sosial ini akan bertahan lama nggak sih?
06:32Ya kalau maju-jur sebenarnya ini soal tergantung bagaimana stamina politik seorang kepala daerah.
06:37Kuat tidak bikin konten tiap hari semacam ini, karena produksi konten itu bukan perkara gampang.
06:43Ini adalah hal-hal rumis, ada hal-hal teknis, tapi yang paling perintip adalah tentu publik tidak mau.
06:49Ini hanya sebatas ornamen, hanya sebatas gimmick, dan tidak ada ujungnya.
06:54Misalnya soal pembongkaran tempat wisata di puncak, itu kan dianggap sebagai biang kerok banjir yang kemudian mengalir ke Jakarta dan kemudian ke Bekasi.
07:03Nah, orang sekarang bertanya, apa progresifotnya?
07:06Karena kira-kira ada tidak solusi-solusi lain di mana banjir yang terjadi di Jawa Barat itu justru yang kebanjiran di Jakarta dan Bekasi.
07:14Ini yang sepertinya perlu ditunjukkan, bukan hanya sebatas satu konten, ada pembongkaran tempat wisata, dan seakan-akan persoalan banjir kiriman dari Jawa Barat itu selesai.
07:23Dan itu tidak diinginkan sebenarnya, Mas Yasir.
07:26Oleh karena itu bagi saya, tunjukkan apa yang sebenarnya sudah dilakukan terkait dengan persoalan-persoalan penting yang ada di Jawa Barat, yang ada di Jakarta, ada di Banten, ada di tempat-tempat yang lain.
07:37Pertama, misalnya bisa tidak tunjukkan kemiskinan di Jawa Barat bisa berkurang.
07:41Bisa tidak, di Jawa Barat itu juga bisa ditunjukkan orang yang semakin mendapatkan pekerjaan semakin tinggi.
07:47Itu kan jauh lebih konklusif sebagai sebuah upaya bagaimana seorang pemimpin menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada.
07:55Artinya apa? Jangan hanya melarang studi tur, jangan hanya misalnya soal bikin satgas anti-premanisme,
08:01tapi persoalan kunci yang dihadapi oleh masyarakat, kemiskinan, kesejahteraan, soal stunting, soal kesehatan, itu tidak terselesaikan secara kunci.
08:11Itulah yang saya sebutkan.
08:12Kita nantikan ya, Mas Hadi, seperti apa nanti apakah ini tetap bertahan?
08:16Atau masih terus dilanjutkan dengan gaya kepimpinan dari masing-masing gubernur, baik Jawa Barat maupun Jakarta ini?
08:22Terima kasih, Mas Hadi telah bergabung bersama kami di Kompas Petang.
08:24Salam sehat.
08:25Selamat menikmati.
08:26Selamat menikmati.
08:27Selamat menikmati.