Skip to playerSkip to main contentSkip to footer
  • 4/14/2025
Tonton Film lainnya di https://syaiflash.blogspot.com

Film di Facebook https://www.facebook.com/572390655959561?ref=embed_page
Transcript
00:02:29Tenanglah, kita berdoa, semoga masih bisa diselamatkan.
00:02:36Yang tidak berkemimpinan, mohon keluar.
00:02:52Nah, Tom, bagaimana nih? Dia selamat.
00:03:14Taling sih, bagaimana dia? Selamat.
00:03:21Dokter baru memeriksa dia, Bu.
00:03:23Saudara-saudara, mari kita berdoa agar Bu Nani mendapat keselamatan dari Allah subhanahu wa ta'ala.
00:03:33Saudu billahi minash shaitan al-rajim, Bismillahirrahmanirrahim.
00:04:03Saudara-saudara, mari kita berdoa agar.
00:04:33Kami menaruh perhatian yang besar terhadap peristiwa yang menimpa saudari Nani Sebastani.
00:04:57Untuk itulah saya datang kemari.
00:05:27Sebenarnya, diantara kami yang paling mengetahui latar belakang dan kehidupan Nani adalah Saudara Gutomo.
00:05:38Benar, ucapan teman saya tadi. Mereka yang paling akrab. Bahkan sepertahuan saya...
00:05:45Saudara Gutomo, mencintai Nani.
00:05:47Itu betul.
00:05:49Oh iya, Saudara Gutomo minta izin pulang dua atau tiga hari ini.
00:05:53Subuh tadi dia berangkat.
00:05:55Barangkali ada baiknya Anda temui dia.
00:05:57Saya yakin dari dia Anda akan memperoleh keterangan yang lebih banyak dan berharga.
00:06:02Iya, saya akan berusaha menemui dia.
00:06:06Tapi sebelumnya, saya harap Anda-Anda sekalian dapat menceritakan mengenai apa saja yang telah Anda alami selama bergaul dan mengenal saudari Nani Sebastani.
00:06:16Bapak adalah lurah desa Timbul Harjo, Kecamatan Sewon.
00:06:23Selama sembilan tahun Bapak menjabat lurah di desa ini.
00:06:28Hal yang tidak dapat Bapak lupakan ialah ketika di kampung Karangmangis dibangun sebuah SD Impress.
00:06:39Dengan dibangunnya SD Impress itulah Nani sampai di desa kami ini.
00:06:48Itu terjadi lima tahun yang lalu.
00:06:53Pada suatu sore, sebuah Andong berhenti di muka rumah kami.
00:06:59Bapak melihat seorang gadis sendirian turun dari Andong itu.
00:07:06Kami belum pernah mengenanya.
00:07:09Siapa dia, Pak?
00:07:25Kurang tahu.
00:07:31Makasih ya, Pak.
00:07:32Ya.
00:07:39Assalamualaikum.
00:07:54Waalaikumsalam.
00:07:55Waalaikumsalam.
00:07:57Sudari siapa?
00:07:59Saya Nani Sebastani.
00:08:03Apakah Bapak Pak Lurah ya?
00:08:04Betul.
00:08:06Kalau begitu tidak salah.
00:08:09Dan Ibu, tentunya Ibu Lurah kan?
00:08:12Betul, saya istrinya Pak Lurah.
00:08:15Wah, ini alamat baik ini.
00:08:17Sekali datang, tidak keliru.
00:08:18Saya baru saja diangkat menjadi guru dan didinaskan di SD Impress.
00:08:26SD Impress Karang Manggis?
00:08:54Iya, betul, Pak.
00:08:56Karang Manggis.
00:08:57Saya selalu hampir salah menyebutnya dengan karang rambutan, Pak.
00:09:03Bahkan kadang-kadang karang mangga.
00:09:06Di sini yang menjadi ibu saya adalah Bu Lurah ya?
00:09:14Mari masuk.
00:09:16Wah, di sini masih tidak karuan.
00:09:18Tidak disangka-sangka ada tamu.
00:09:21Saya sih yang salah, tidak umri kabar dulu.
00:09:24Kak Kandep hanya pesan kalau sampai supaya menghubungi Pak Lurah.
00:09:29Mari.
00:09:30Sudah, Pak. Jangan, Pak.
00:09:35Ada ularnya ini.
00:09:39Terima kasih.
00:09:40Itulah yang saya ingat mengenai kedatangan Nani di desa kami.
00:09:49Kami segera menjadi akrab.
00:09:52Terutama karena pembawaannya yang selalu riang.
00:09:56Desa kami bukan desa yang makmur dan letaknya jauh dari kota.
00:10:06Menugaskan seorang gadis seperti dia di tempat yang begini.
00:10:11Pada mulanya, kami rasakan sebagai tidak pada tempatnya dan jauh dari maksud baik.
00:10:18Ketika pada suatu hari, setelah empat bulan dia bersama kami di rumah ini, dia bermaksud akan pindah.
00:10:28Apa yang kurang di sini, Nani?
00:10:32Kau tega?
00:10:34Tidak ada yang kurang, Bu.
00:10:36Bapak, juga Ibu.
00:10:39Begitu baik terhadapku.
00:10:42Dan sudah kuanggap seperti orangtuaku sendiri, Bu.
00:10:44Tetapi mengapa mesti pindah dari sini ke tempat kau mengajar juga tidak jauh?
00:10:55Tidak, Nani.
00:10:57Kau tidak boleh pindah.
00:11:00Kalau kau masih menghormati Bapak dan Ibu di sini, kau tidak boleh pindah.
00:11:06Saya telah memutuskan untuk tidak hanya bekerja di desa ini, tetapi juga ingin hidup di sini, Bu.
00:11:14Ya, insya Allah sampai mati.
00:11:17Oleh karena itu, mulai dari sekarang, saya ingin untuk belajar hidup sendiri, Bu.
00:11:28Mengapa Ibu mengadang demikian?
00:11:32Ibu tidak percaya.
00:11:35Katakanlah sekali lagi.
00:11:36Saya telah memutuskan untuk menyatu dengan desa ini, dengan penduduknya menjadi bagian dari mereka.
00:11:48Dan saya tidak ingin sekedar mencari nafkah di desa ini, tetapi saya benar-benar ingin hidup di sini.
00:11:54Jangan memutuskan begitu dulu.
00:11:58Anak muda selalu berubah-ubah pikirannya.
00:12:01Kalau di sini setahun dua tahun, kami sudah merasa sangat berterima kasih.
00:12:07Tetapi kalau kau memutuskan untuk di sini selama-lamanya, maka kami tidak akan tahu lagi apa yang harus kami katakan.
00:12:17Soalnya mustahil.
00:12:21Tapi bagiku tidak mustahil, Pak.
00:12:24Kelak pasti kau akan kawin, Nani.
00:12:26Dan bakal suamimu itu nanti, pasti bukan orang desa sini.
00:12:30Saya tidak memikirkan hal itu, Bu.
00:12:33Itulah.
00:12:35Kau belum memikirkan.
00:12:37Karena kau belum memikirkan hal itu, maka nampaknya bagimu mudah saja untuk mengambil keputusan.
00:12:45Tidak, Nani.
00:12:46Ibu tidak ingin kau begitu.
00:12:49Maksud, Ibu?
00:12:51Seandainya aku adalah ibumu,
00:12:55akan ku larang kau berdiam di desa ini.
00:12:57Bahkan walaupun hanya untuk bekerja sementara saja.
00:13:03Sayang, aku tidak memiliki ibu seperti itu.
00:13:08Selama empat bulan kau bersama kami.
00:13:12Kau belum pernah bercerita tentang orang tuamu.
00:13:17Kecuali bahwa bapakmu seorang pegawai negeri.
00:13:22Bapakku memang pegawai negeri.
00:13:25Pokoknya, Nani.
00:13:25Bapak tidak setuju kau pindah rumah.
00:13:30Lebih-lebih kau mau hidup sendiri dengan mau menyewa rumah.
00:13:39Saya mohon maaf, Bapak dan Ibu.
00:13:43Saya hanya ingin merasakan hidup sebagaimana orang lain di desa ini.
00:13:48Saya ingin belajar hidup.
00:13:52Hidup dengan tanggung jawab dalam arti yang sebenarnya.
00:14:00Kita hanya berpisah rumah, Ibu.
00:14:04Tidak berpisah hati.
00:14:06Akhirnya, dia pindah juga ke rumah sewaannya sendiri.
00:14:23Kami tidak berdaya mencegahnya.
00:14:26Kemauannya keras dan sulit ditaklukan.
00:14:29Nani mengambil seorang muridnya sendiri untuk tinggal bersama dia.
00:14:42Terima kasih telah menonton!
00:15:12Terima kasih telah menonton!
00:15:42Terima kasih telah menonton!
00:15:44Terima kasih telah menonton!
00:15:45Terima kasih telah menonton!
00:15:47Terima kasih telah menonton!
00:15:51sedang dicari Sekarang Anda mungkin dapat memberikan keterangan yang lebih lanjut selama sebulan KKN
00:16:00ini Ningseh tinggal bersama-sama dengan Nani Saya kira biarlah yang lebih tahu saudari Ningseh
00:16:08saya mahasiswi fakultas ilmu pendidikan tingkat 4 saya mengenal Nani baru sebulan ini tetapi
00:16:19rasanya sudah seperti bertahun-tahun saya menjadi sahabatnya selama KKN di sini saya tinggal di
00:16:27rumahnya hari-hari pertama saya di rumah Nani Surti masih bersama-sama kami anak itu cerdas dan penuh
00:16:38kemauan untuk maju pada perasaan saya Surti sudah seperti bayangan Nani sendiri dia bukan lagi anak
00:16:47desa yang pemalu dia sudah mulai membentuk cita-citanya dan menjadi anak yang percaya diri
00:16:54Nani sangat mencintainya seperti cinta seorang ibu kepada anaknya sendiri saya dengan terharu
00:17:08ikut merasakan kasih sayang dan kebahagiaan mereka berdua
00:17:12sampai pada suatu malam setelah kira-kira seminggu saya tinggal di rumahnya Nani mengungkapkan bermulanya
00:17:26kepada yang menegangkan itu
00:17:27nah nah sekarang katakan kepadaku katanya kau akan berkata terus terang kepadaku
00:17:54begini deh ngesih kau pernah begitu mencintai seseorang dan kau aku tanya kau kalau ku jawab pernah nah
00:18:22kemudian bagaimana kalau orang yang mencintai kau itu tiba-tiba harus kau relakan untuk dipisahkan
00:18:30dengan kau eh Nani kau patah hati itu sebabnya kau menyepi di desa ini bukan ini bukan soal cinta
00:18:41surti ya Allah Nani orang tuanya sudah berkali-kali meminta anak itu untuk kembali
00:18:53kukira kau akan bercerita tentang dirimu sendiri
00:18:58surti sejak kecil sudah ikut aku Nisi
00:19:04sejak dia kelas 1 hingga sekarang sudah kelas 5 SD
00:19:11tetapi dia anak Nani anak yang masih mempunyai orang tua
00:19:17aku sudah terlanjur mempupuk harapan-harapan untuk anak itu dia anak yang memaju
00:19:25cita-citanya ingin menjadi seorang insinyur pertanian kau pernah mendengar seorang gadis desa yang
00:19:35mempunyai cita-citanya demikian apa yang memberatkan kau sebenarnya disini ada dua masalah masalah
00:19:46pertama adalah masalah hubungan anak dengan kedua orang tuanya ini pemecahannya sangat
00:19:54rasionir sekali kedua orang tuanya lebih berhak menghormati atau menyayangi anak itu daripada kau
00:20:03kau tidak ada apa-apanya Nani jadi maksudku lebih baik kau merelakan saja anak itu dan masalah kedua
00:20:18ialah mengenai keinginan dan hasratmu untuk mendidik anak itu dan menghantarkannya sampai cita-citanya
00:20:28tercapai ya ini pun sangat rasional pula pemecahannya
00:20:35jadi Nani dengan segala dayamu didiklah dia bantulah dia
00:20:48kalau aku boleh menasehati kau Nan relakanlah Surti pergi kembali kepada orang tuanya
00:21:00aku mengkhawatirkan masa depan anak itu
00:21:05apa tidak sebaliknya kau hanya mengkhawatirkan gagalnya rencanamu terhadap Surti
00:21:12kalau tahu benar nih ya apa salahnya apa salahnya kalau aku berusaha agar Surti gadis yang pertama di desa ini
00:21:22yang telah mengecap pendidikan tinggi menjadi orang yang terhormat di masyarakat
00:21:27apa salahnya aku mencita-citakan yang terbaik untuk orang lain dan ini tidak untuk diriku sendiri
00:21:35sabar sabar sabar saudaraku sabar
00:21:41memang tidak ada salahnya semuanya itu
00:21:44sedikit pun juga tidak
00:21:46tetapi Surti
00:21:49bukan menjadi bagian dari milikmu sendiri
00:21:54sekarang dia secara hukum maupun secara moral
00:21:59masih menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya
00:22:03dan kelak
00:22:05setelah dia dewasa
00:22:07dia akan menjadi miliknya sendiri
00:22:10ayolah Nan
00:22:12cernihkanlah pikiranmu itu
00:22:14ya barangkali memang sudah nasibku
00:22:19lepas satu demi satu apa yang kucintai
00:22:23harapan demi harapan gugur seperti kembang yang tak menjadi
00:22:29nah nah disini barangkali letak persoalannya
00:22:35nah
00:22:38ada suatu perasaan atau satu pertanyaan dari dalam hatiku
00:22:44ketika aku pertama kali mengenal kau
00:22:49gerangan apakah yang mendorong seorang gadis seperti kau
00:22:54yang kukira bukan dari kalangan biasa
00:22:58betah tinggal di desa yang penuh dengan kesepian ini
00:23:02jangan kau teruskan kayak aku itu
00:23:05ada tiga alternatif jawabannya Nan
00:23:08pertama kau begitu idealis
00:23:11hendak mengabdikan diri sebagai patriot
00:23:15terjun langsung memerangi kebodohan dan keterbelakangan bangsamu
00:23:20karena itu kau datang kemari untuk menjadi guru
00:23:24dan mendidik anak-anak di desa ini
00:23:27kedua
00:23:29engkau ditimpa keputusasaan
00:23:32dan kau datang kemari melarikan diri
00:23:36dan sebagai konversasinya
00:23:38engkau derah dirimu dengan kerja
00:23:40engkau siksa dirimu dengan kesepian
00:23:42engkau korbankan segala keinginan
00:23:44dan segala harapanmu
00:23:46dan ketiga
00:23:49karena terpaksa
00:23:52sebab sekarang mencari pekerjaan sangat sulit
00:23:56dan pemerintah sangat membutuhkan tenaga guru
00:24:01aku bertanya kepada diriku sendirinya
00:24:11jawaban mana yang benar
00:24:13kau pernah membaca Max Haflar
00:24:17karyamu tak tulis
00:24:19aku hanya mendengar tentang buku itu
00:24:22ada bagian dari dalam buku itu
00:24:26yang ku hafal sejak aku masih di SMP
00:24:30bunyinya begini
00:24:32bukankah dia
00:24:34Tuhan
00:24:36mencurahkan hujan
00:24:38di mana batang layu itu mengering
00:24:40dan meneteskan embun
00:24:42dalam kelopak bunga kehausan
00:24:44bukankah itu suatu tugas yang mulia
00:24:48dikirim untuk mencari orang-orang yang lelah
00:24:52yang ketinggalan setelah selesai bekerja
00:24:55yang jatuh tersungkur di tepi jalan
00:24:59karena lututnya tidak kuat lagi untuk berjalan
00:25:03menuju tempat menerima upah
00:25:05tidakkah saya gembira dapat mengulurkan tangan pada orang yang jatuh ke dalam lubang
00:25:16dan memberikan tongkat kepada orang yang mendaki gunung
00:25:20tidakkah hati saya mengejolak
00:25:24terpilih antara yang banyak
00:25:27untuk merubah keluhan menjadi doa
00:25:32dan ratapan menjadi tasakur
00:25:36oh semangat mesias
00:25:39bisa itu dipercaya
00:25:42kenapa tidak meseh
00:25:44apa itu bukan suatu hiburan saja
00:25:47dari hatimu yang luka dalam
00:25:50wuuuuh
00:25:52hahaha
00:25:54hahaha
00:25:56hahaha
00:25:58Assalamualaikum
00:26:00Waalaikumsalam
00:26:02seorang
00:26:04seorang
00:26:05semuanya
00:26:06seorang
00:26:07seorang
00:26:08seorang
00:26:09yang
00:26:10seorang
00:26:11Why not to rush everything
00:26:16What's wrong?
00:26:19I've got it
00:26:23I've had it
00:26:24I've had a little bit of money
00:26:28I've had it
00:26:31I'll try it
00:27:34Surti, ada apa?
00:27:38Di situ ada seorang menakutkan.
00:27:41Jangan takut, nanti mas yang akan mengusirnya.
00:27:52Mari mas antar pulang ya.
00:27:53Surti, sudah pintar ngaji ya?
00:28:02Sedikit-sedikit.
00:28:03Surti, sudah pintar, masak.
00:28:13Sedikit-sedikit.
00:28:15Kapan-kapan mas boleh mencicipi masak kamu ya?
00:28:26Kalau diizinkan Bu Nani.
00:28:27Kenapa harus diizinkan Bu Nani?
00:28:33Yang suti masak kan belanja Bu Nani.
00:28:36Bukan begitu yang mas maksudkan.
00:28:39Jadi apa?
00:28:42Mas yang beli bahannya setiap hari,
00:28:45suti yang masaknya ya.
00:28:48Bagaimana?
00:28:50Akhirnya, Nani harus merelakan Surti juga.
00:29:16Dua hari setelah malam itu,
00:29:20kedua orang tua Surti datang mengambil anaknya.
00:29:25Dan beberapa hari kemudian,
00:29:27bahkan Surti sudah tidak boleh sekolah lagi.
00:29:30Peristiwa itu merupakan pukulan batin yang berat bagi Nani.
00:29:37Pulang.
00:29:38Nggak mau.
00:29:38Yuk.
00:29:41Surti mau belajar.
00:29:42Alu, pulang.
00:29:45Ada apa, Pak?
00:29:46Sudah.
00:29:52Anak-anak, tenang ya.
00:29:54Sekarang kita meneruskan pelajaran.
00:29:56Mbak, Surti dibawa oleh ayahnya.
00:30:10Berhari-hari setelah itu,
00:30:29dia seperti orang yang kehabisan daya.
00:30:32Jangan lupa.
00:30:40Tidak, Tidak.
00:30:52Iqin.
00:30:55Sach highlight
00:30:55yang kita belajar.
00:30:56Iqin me.
00:30:57Oh
00:30:58selama saya Kakak Nd sini saya mengenal cukup baik saudari Nani karena dia adalah seorang
00:31:20motivator yang selalu membantu program-program KKN kami saya sendiri bertugas untuk menggerakkan
00:31:27program kegiatan bagi para pemuda desaini pada sore hari itu ketika kami sedang melatih permainan
00:31:37pulih
00:31:51Is this a really good game?
00:31:53Are you ready?
00:31:55I'm ready.
00:31:57I'm ready.
00:31:59I'm ready.
00:32:01Hey!
00:32:03Hey!
00:32:05Hey!
00:32:07Hey!
00:32:09Hey!
00:32:11Hey!
00:32:13Hey!
00:32:15Hey!
00:32:17Hey!
00:32:19Hey!
00:32:23Ah!
00:32:27Cut!
00:32:29Oh
00:32:59Nani!
00:33:06Nani!
00:33:07Tunggu!
00:33:20Mau kemana kau?
00:33:22Ke Penghulu!
00:33:23Ke Penghulu?
00:33:24Ya Tuhan!
00:33:25Apa kau mau kawin?
00:33:27Ada apa Nani?
00:33:28Aku harus menggagalkan rencana itu.
00:33:30Rencana apa?
00:33:32Tenang Nan, tenang.
00:33:34Coba kau ceritakan.
00:33:36Surti akan dikawinkan.
00:33:39Hah? Surti anakmu itu?
00:33:42Anak belum cukup umur itu akan dikawinkan?
00:33:44Ya.
00:33:46Aku akan ke Penghulu.
00:33:48Untuk minta agar rencana itu dibatalkan.
00:33:51Nanti dulu Nan.
00:33:54Sekarang kita pulang saja.
00:33:57Sore-sore begini kau akan ke Penghulu di Kecamatan.
00:34:02Jam berapa kau akan sampai di sana?
00:34:04Dan jam berapa kau akan pulang?
00:34:08Ini harus segera diurus.
00:34:10Surti belum cukup umur.
00:34:12Umur terendah menurut undang-undang perkahwinan adalah umur 16 tahun.
00:34:17Undang-undang harus dilaksanakan.
00:34:19Iya, undang-undang sih memang harus dilaksanakan.
00:34:23Tapi kau jangan terburu-buru begitu.
00:34:25Dengar, Nanti, dengar.
00:34:28Kita harus bicarakan soal ini masak-masak.
00:34:31Jangan tergesa-gesa.
00:34:33Kau di desa, bukan di kota.
00:34:38Ayo, kita pulang saja sekarang.
00:34:40Kau harus tabah.
00:34:45Kasus KU ini bawah umur sudah umum di desa-desa kita ini.
00:34:51Itulah yang harus kita cegah.
00:34:52Iya.
00:34:53Kau harus mencegahnya.
00:34:54Sebagai guru, aku yakin bukan sekarang ini saja kau menjumpai muridmu dikawinkan dalam usia yang masih begitu muda.
00:35:03Apa kau mencegahnya juga?
00:35:05Ngomong ya ngomong, Tom.
00:35:06Tapi matamu jangan ke Nani terus.
00:35:07Kepada Ningsila atau kepada aku.
00:35:08Tri, Tri, aku ini serius, Tri.
00:35:09Ya serius, ya serius.
00:35:10Tapi coba kau lihat Nani.
00:35:11Dia tersibu-sibu kan.
00:35:12Hehehe.
00:35:13Tersibu-sibu kan?
00:35:14Iya.
00:35:15Hai, kamu mencegahnya.
00:35:16Kau harus seperti guru.
00:35:17Aku yakin bukan sekarang ini saja kau menjumpai muridmu dikawinkan dalam usia yang masih begitu muda.
00:35:19Apa kau mencegahnya juga?
00:35:22Ngomong ya ngomong, Tom.
00:35:24Tapi matamu jangan ke Nani terus.
00:35:26Kepada Ningsila atau kepada aku.
00:35:28Tri, Tri, aku ini serius, Tri.
00:35:30Ya serius, ya serius.
00:35:31Tapi coba kau lihat Nani.
00:35:34Dia tersibu-sibu kan?
00:35:37Heheheheh
00:35:39Heheheheh
00:35:41Dia ganteng Nani
00:35:43Sebentar lagi juga jadi dokter Andes
00:35:45Heheheheh
00:35:47Kalian ini kenapa sih?
00:35:49Heheheheh
00:35:51Kau sendiri kenapa?
00:35:53Aku sedang meyakinkan Nani
00:35:55Apabila dia bermaksud mencegah perkawinan Surti
00:35:57Dia harus sudah siap mental
00:35:59Bukan saja untuk menghadapi kedua orang tua Surti
00:36:03Tapi juga untuk menghadapi orang di seluruh desa ini
00:36:05Bagaimana Lan?
00:36:11Tadi waktu Surti kemari
00:36:13Dan menangis mengadukan nasibnya
00:36:17Jantungku seperti teriris-iris mingsih
00:36:21Yah, barangkali
00:36:23Beginilah perasaan orang tua
00:36:27Yang melihat anaknya sedang menderita
00:36:29Rasanya aku ingin segera bertindak
00:36:33Anak itu
00:36:35Berhak memilih
00:36:37Kebebasannya sendiri
00:36:39Kau sudah bicara dengan kedua orang tua Surti
00:36:43Sudah memintanya
00:36:45Agar rencana itu dibatalkan
00:36:47Atau ditunda
00:36:49Dan tidak
00:36:51Supaya Surti berkesempatan menamatkan SD-nya
00:36:53Menangis
00:36:55Menangis
00:36:59Menangis
00:37:01Mengapa kau tidak ke orang tuanya
00:37:05Bicarakan hal itu baik-baik
00:37:07Aku takut
00:37:09Malam nanti
00:37:19Bulan akan terbit
00:37:21Dan gelap malam akan jadi benderang
00:37:23Malaikat pun turun
00:37:25Membawa wangi setanggi
00:37:27Selamat sore
00:37:31Kau kan bisa pulang sendiri kan
00:37:33Nanti aku belikan kacang goreng
00:37:37Mengapa kau takut ke rumah orang tua Surti
00:38:01Kau yang berani hidup sendiri disini
00:38:05Di desa yang jauh dari rumah kau sendiri
00:38:08Sekarang takut
00:38:11Aku takut kecewa
00:38:15Aku takut gagal
00:38:17Aku takut
00:38:19Nani
00:38:23Aku takut berharap
00:38:27Aku takut
00:38:29Bagaimana kalau kau kuantarkan
00:38:32Sama saja
00:38:33Mereka pasti menolak
00:38:36Harapanku
00:38:37Hanya kepada berlakunya undang-undang perkalinan itu
00:38:41Penghulu terikat undang-undang
00:38:44Dia harus menjalankan undang-undang negara
00:38:48Kalau tidak
00:38:49Dia bisa dihukum
00:38:51Ke Pak Lurah?
00:38:53Aku sudah kesana
00:38:55Tetapi Pak Lurah menyerahkan hal itu
00:38:57Katanya ke penghulu
00:39:01Oleh karena itu
00:39:03Aku memutuskan
00:39:05Akan mengurus soal ini
00:39:07Langsung ke penghulu
00:39:09Baiklah
00:39:11Tapi jangan sekarang
00:39:13Besok
00:39:15Aku antar
00:39:17Mau?
00:39:18Jangan menangis
00:39:19Jangan menangis
00:39:22Jangan menangis
00:39:24Orang-orang menertawakan aku
00:39:26Karena aku membela Surti
00:39:29Tapi Mas Tom tidak
00:39:32Sudahlah
00:39:37Sebelum kita yakin gagal kita coba dulu
00:39:41Memang hidup ini selalu dihadang oleh bayangan kegagalan
00:39:48Tapi kalau kita takut akan hal itu
00:39:51Kita tidak akan berhasil
00:39:53Selamanya tidak
00:39:54Selamanya tidak
00:39:55Selamat menangis
00:39:57Selamat menangis
00:39:58Selamat menangis
00:40:01Selamat menangis
00:40:03Selamat menangis
00:40:05Selamat menangis
00:40:06Selamat menangis
00:40:09Selamat menangis
00:40:11Selamat menangis
00:40:13Selamat menangis
00:40:15Selamat menangis
00:40:17Selamat menangis
00:40:19Selamat menangis
00:40:21Selamat menangis
00:40:23Selamat menangis
00:40:25Selamat menangis
00:40:27Selamat menangis
00:40:29Selamat menangis
00:40:31Selamat menangis
00:40:33Selamat menangis
00:40:35Selamat pagi. Selamat pagi. Kepala KUA yang mana Pak? Itu di sana. Terima kasih.
00:40:48Mari, silahkan duduk. Saudara-saudara, mau menikah?
00:41:10Oh, belum sekarang, Pak. Jangan lama-lama pacaran. Akibatnya bisa jadi jelek lho.
00:41:22Begini, Pak. Kami datang kemari untuk konsultasi dengan Bapak mengenai murid kami bernama Surti dari desa Timbul Harjo.
00:41:31Oh, iya. Surti. Saya ingat, kemarin orang tuanya datang kemari. Surti binti Nurali, benar?
00:41:41Betul.
00:41:43Ada perkara apa dengan saudari Surti?
00:41:46Kami ingin meminta pertolongan Bapak agar rencana perkawinan itu ditinjau kembali.
00:41:53Mengapa mesti ditinjau kembali?
00:41:56Anak itu belum cukup umurnya.
00:41:58Saudari siapa?
00:42:00Saya gurunya. Saya tahu persis, Surti baru berumur 13 tahun.
00:42:06Jadi, belum mencapai umur minimal 16 tahun menurut Undang-Undang Perkawinan.
00:42:15Tunggu sebentar.
00:42:29Ini surat keterangan dari Lurah Timbul Harjo yang menyatakan bahwa saudari Surti sudah berumur lebih dari 16 tahun.
00:42:44Keterangan ini palsu, Pak.
00:42:57Palsu.
00:42:57Saya sekedar melaksanakan peraturan.
00:43:01Jika keterangan Lurah menyatakan bahwa perempuan ini sudah berumur 16 tahun, bagi saya sah.
00:43:11Karena ini resmi dari pejabat yang disumpah.
00:43:13Tetapi keterangan itu jelas bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya.
00:43:19Pak Lurah telah memalsu umur Surti.
00:43:22Percayalah, Pak Penghulu.
00:43:24Surti belum akil balik.
00:43:26Percayalah.
00:43:28Saya pejabat pemerintah.
00:43:31Yang saya harus percayai ialah keterangan dari pemerintah yang resmi.
00:43:37Begini, Pak Penghulu.
00:43:40Apakah Bapak tidak berkenan memberi satu-satu lebih dahulu kebenaran dari surat keterangan Pak Lurah?
00:43:47Itu akan membuat hubungan kami menjadi tidak baik.
00:43:51Jika Lurah sudah mengatakan bahwa anak itu sudah berumur 16 tahun,
00:43:57saya sebagai sesama pamong harus percaya bahwa anak itu sudah berumur 16 tahun.
00:44:03Pak Penghulu, Bapak bukankah harus melaksanakan undang-undang perkalinan itu menurut bunyi dan jiwanya?
00:44:11Itu tidak perlu saudari perintahkan lagi.
00:44:15Bapak tidak bisa mengambil kebijaksanaan.
00:44:17Umpamanya dengan mendengar keberatan dari pihak lain.
00:44:23Jika Pak Lurah bersedia mencabut surat keterangan ini,
00:44:29saya akan meninjaunya kembali.
00:44:32Bahkan saya akan mencabut rencana perkalinan itu.
00:44:35Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
00:44:42Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
00:44:44Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
00:45:15Dapat Bapak menjelaskan?
00:45:18Bukannya saya tidak memahami buruknya perkawinan usia di bawah umur.
00:45:23Tetapi barangkali saudara-saudara dapat memahami kedudukan saya sebagai lurah di desa ini.
00:45:28Jika saya tidak memberi surat keterangan sebagaimana yang diminta oleh orang tua Surpi,
00:45:36apa yang akan terjadi?
00:45:39Saya akan menyinggung kehormatannya.
00:45:41Di sini, mengawinkan seorang anak, lebih-lebih seorang anak perempuan,
00:45:51merupakan suatu kehormatan.
00:45:53Jika ditinjau dari segi Pak Surpi sendiri,
00:46:00maka perkawinan Surpi dengan anak Pak Bakron,
00:46:04selain merupakan kehormatan,
00:46:06juga suatu keuntungan.
00:46:10Karena Pak Bakron adalah orang kaya di desa ini.
00:46:15Ya, itu dapat dimengerti.
00:46:18Anak di desa juga berfungsi ekonomis bagi kedua orang tuanya.
00:46:22Dapat diumpamakan sebagai fungsi tabungan untuk hari tua.
00:46:24Ya, seperti itu.
00:46:28Lagi pula, mengapa untuk Surpi saya harus tidak memberikan surat keterangan,
00:46:33padahal untuk yang lain-lain sebelumnya,
00:46:36saya memberikan surat keterangan itu.
00:46:39Itu suatu masalah yang barangkali tidak begitu mudah, Pak,
00:46:44untuk ditanggulangi dalam tempo yang sangat singkat ini.
00:46:48Untuk pertama kalinya,
00:46:50sejak lima tahun nani bersama-sama kami,
00:46:53terjadilah perselisihan paham di antara kami.
00:46:59Berat rasanya jika saya pikirkan hal itu.
00:47:03Saya tahu pasti, Pak,
00:47:06bahwa nani sangat menghormati Bapak.
00:47:10Akhirnya dia dapat memahami kedudukan Bapak dalam persoalan ini.
00:47:15Sebenarnya, dia sudah merelakan semuanya.
00:47:18Dia tahu bahwa usahanya tidak akan berhasil.
00:47:21Dia sudah ikhlas.
00:47:24Walaupun saya dapat merasakan sendiri,
00:47:27betapa hancur hatinya.
00:47:31Tetapi rupanya,
00:47:34Tuhan yang maha kuasa telah menghendaki lain.
00:47:36Tuhan yang maha kuasa telah menghormati Bapak dalam persoalan ini.
00:47:45Tuhan yang maha kuasa telah menghormati Bapak dalam persoalan ini.
00:47:54Tuhan yang maha kuasa telah menghormati Bapak dalam persoalan ini.
00:47:55Tuhan yang maha kuasa telah menghormati Bapak dalam persoalan ini.
00:47:56Tuhan yang maha kuasa telah menghormati Bapak dalam persoalan ini.
00:47:58Tuhan yang maha kuasa telah menghormati Bapak dalam persoalan ini.
00:48:00Tuhan yang maha kuasa telah menghormati Bapak dalam persoalan ini.
00:48:02Bunani!
00:48:03Dimana Surti?
00:48:04Surti dimana?
00:48:06Ayo pulang!
00:48:07Ada apa, Pak?
00:48:09Dimana Surti?
00:48:10Surti?
00:48:11Iya.
00:48:12Loh, Surti tidak ada di sini?
00:48:13Tidak mungkin. Dia mesti ada di sini.
00:48:15Mana dia?
00:48:16Loh, Loh, Loh Pak Pak!
00:48:19Ada apa ini, Pak? Sebenarnya?
00:48:21Mari silahkan masuk.
00:48:23Tidak perlu!
00:48:24Loh, Bapak ini siapa?
00:48:27I'm Bagron and this is his wife.
00:48:30He will be Surti.
00:48:31But Surti will be led by him.
00:48:34Who is he going to lead?
00:48:37If we know we don't ask,
00:48:39we will be sure Surti will be led.
00:48:41We will not accept him.
00:48:43I will also find him.
00:48:44He will be found to be found.
00:48:46Yes, but who is he going to lead?
00:48:49We will not answer him.
00:48:51We will make him mad.
00:48:55We will know him.
00:48:56You must know where Surti is.
00:48:58Surti is not here, don't be shy like that.
00:49:01You can see, Surti is not here.
00:49:05I'm not here, I'm not here.
00:49:07Don't be shy like that, I'm not here.
00:49:10I'm going to go, there's a rules.
00:49:12Please, please, I'm going to look for it.
00:49:16So, I know Surti is back.
00:49:20If not, that's the answer, Mbak Surti is back.
00:49:23He must be back in a situation.
00:49:26Now we're going to start with a new study.
00:49:54It is about the fact that the pattern is used to find the result of the result of the result of the result.
00:50:03Let's see now, let's see what I write all the results.
00:50:06Yes, I do.
00:50:08For example, 100 x 54 is 100 x 50 x 4.
00:50:20Then 100 x 54
00:50:26Sama dengan 5000
00:50:29This is the result of 100 x 50
00:50:32Added 400
00:50:35That is the result of 100 x 4
00:50:39Can you do it?
00:50:42Buna, where are you?
00:50:45Buna, let's go out
00:50:48Ayo, di mana Budani?
00:50:53Suruh dia keluar
00:50:54Dia menyembunyikan
00:50:59Sorti
00:51:00Budani
00:51:11Ayo, di mana Budani?
00:51:19Di mana Sorti disembunyikan?
00:51:21Buna, Buna, jangan keluar
00:51:24Pintu kelas supaya ditutup
00:51:27Mana Budani?
00:51:33Tenang, tenang, Pak, tenang
00:51:34Mana Budani? Aku mencari Budani
00:51:37Budani sedang mengajar
00:51:39Suruh dia keluar
00:51:41Dia menyembunyikan anakku Sorti
00:51:44Tidak mungkin
00:51:46Dia menyembunyikan Sorti
00:51:47Suruh dia keluar
00:51:50Suruh dia keluar
00:51:52Tidak
00:51:53Atau kau bunuh dia?
00:51:55Pak Sorti
00:51:55Sabarlah
00:51:57Sabar
00:51:58Jangan begitu
00:51:59Sangat dekat dia
00:52:02Ada, Pak, Pak, Sorti
00:52:07Katakan
00:52:08Di mana Sorti?
00:52:10Sorti di mana?
00:52:12Saya tidak tahu
00:52:13Kau pasti sembunyikan Sorti
00:52:16Tidak
00:52:18Saya tidak menyembunyikan
00:52:19Tidak mungkin
00:52:21Kau yang tidak setuju Sorti dikawinkan
00:52:24Pasti kau sembunyikan dia
00:52:25Tidak
00:52:27Tidak
00:52:27Percayalah
00:52:28Tidak
00:52:29Percayalah
00:52:30Pak Sorti
00:52:32Saya akan ikut mencari anakmu
00:52:34Tapi jangan begitu
00:52:36Saya akan ikut mencari
00:52:37Awas
00:52:39Jika kau sembunyikan dia
00:52:41Akanku bunuh kau
00:52:43Siapa saja
00:52:46Yang berani membawa lari anakku
00:52:48Akanku bunuh
00:52:50Jangan bikin malu aku
00:52:52Jangan bikin malu aku
00:52:54Bunani
00:52:57Benar
00:52:59Tidak tahu
00:52:59Di mana Sorti
00:53:00Saya tidak tahu, Pak
00:53:02Atau
00:53:04Sorti pernah
00:53:05Mengatakan akan
00:53:06Tidak
00:53:07Saya tidak tahu
00:53:08Papa
00:53:08Sorti tidak pernah
00:53:10Bilang apa-apa
00:53:11Akhir-akhir ini
00:53:14Dia tidak pernah lagi
00:53:16Datang ke rumah
00:53:16Mungkin
00:53:21Mungkin anak itu
00:53:23Bunani tahu
00:53:24Pak Arjo
00:53:26Dapatkah Bapak
00:53:27Mengantarkan saya
00:53:28Kemana
00:53:29Ketempat mahasiswa-mahasiswa
00:53:31KKN
00:53:32Kita harus juga
00:53:33Melaporkan kepada Pak Lura
00:53:34Bulina
00:53:36Supaya kembali
00:53:38Mengajar
00:53:39Seperti biasa
00:53:39Baik Pak
00:53:40Mari
00:53:42Mari
00:53:42Terima kasih
00:53:45I
00:53:52I
00:53:54I
00:53:56I
00:53:58I
00:54:00I
00:54:02I
00:54:04I
00:54:06I
00:54:08I
00:54:10I
00:54:11I
00:54:13Oh
00:54:32Takliah jadi sejata di mana dia Oh jadi tugas di kelompok dua
00:54:37Okay.
00:55:07Oh, misalkan ini ya.
00:55:26Nantuk, kemana saja semalam.
00:55:29Udah, dang?
00:55:30Iya, sangat mudah.
00:55:32Oh, iya.
00:55:37Nah, jadi untuk menaikkan air selokan, kita harus memasang gorong-gorong yang sedikit dulu.
00:55:44Tujuan pertama ialah, jika musim hujan datang, air yang biasanya melimpah tidak terbuang percubus seperti sekarang ini.
00:55:52Nah, memang musim kemarau tidak banyak membantu.
00:55:56Tapi, yang sekarang kita tuju adalah keperluan air untuk sawat terhadap ini.
00:56:01Jadi, hari ini kita pasang panjang-panjang dulu.
00:56:05Iya.
00:56:06Kami mengharapkan dalam jam minggu, fondasi sudah bisa selesai.
00:56:10Nah.
00:56:11Persis.
00:56:12Hei, Tom. Kenapa itu next, eh?
00:56:14Tidak.
00:56:15Tidak.
00:56:16Tidak.
00:56:17Tidak.
00:56:18Tidak.
00:56:19Tidak.
00:56:20Tidak.
00:56:21Tidak.
00:56:22Tidak.
00:56:23Tidak.
00:56:24Tidak.
00:56:25Tidak.
00:56:26Tidak.
00:56:27Tidak.
00:56:28Tidak.
00:56:29Tidak.
00:56:30Tidak.
00:56:31Tidak.
00:56:32Tidak.
00:56:33Tidak.
00:56:34Tidak.
00:56:35Tidak.
00:56:36Tidak.
00:56:37Tidak.
00:56:38Tidak.
00:56:39Tidak.
00:56:40Tidak.
00:56:41Tidak.
00:56:42Pak Lurah.
00:56:43Pak Lurah.
00:56:44Pak Lurah.
00:56:45Pak.
00:56:46Pak.
00:56:47Pak.
00:56:48Mengamuk bagaimana?
00:56:49Pak.
00:56:50Surti minggat, pak.
00:56:51Bapaknya tadi malam mencari-cari.
00:56:53Tadi pagi datang lagi dengan membawa golok.
00:56:55Pak Lurah, tolonglah Nani, pak.
00:56:58Tolonglah Nani.
00:57:00di mana Nani sekarang dia sedang ada di sekolahnya sekarang Hai siapa yang menyembunyikan shorty
00:57:07siapa anak papa shorty aku mencari shorty dia pasti ada yang mau lari
00:57:16ayo kembalikan anakku kembalikan anakku jangan menuduh begitu kami disini bekerja siapa yang
00:57:29mau lari anak bapak kok kok teman dunani kok pasti tahu dimana shorty
00:57:39Hai tidak tahu tenang Pak surti saya urus soal ini kita ke balai desa saja tidak diantara mereka pasti
00:57:50ada yang menyembunyikan anakku tenang Pak surti tidak sebelum mereka mengembalikan anakku jangan
00:57:57susu-susu menuduh begitu mereka bukan anak-anak sembarangan
00:58:01Hai nanti pergi lepas dari sini cepat pergi cepat
00:58:09kembalikan anakku
00:58:19sudah jam 12 lebih saya mohon maaf jam besut di rumah sakit jam 5 sore kami harus bersiap
00:58:36Hai perjalanan dari sini ke kota agak jauh apa Allah mengenai shorty bagaimana selanjutnya Oh itu sudah
00:58:44urusan polisi
00:58:44ini saudara baca baik-baik kalau sudah silakan datang
00:59:02bahwa saudara Gutomo mengakui bahwa pada hari Selasa tanggal 12 September 1979 kira-kira pada jam 1 waktu
00:59:17Indonesia bagian Barat dengan dibantu oleh seorang temannya bernama Jody Kusumo telah membantu saudari
00:59:24Surti binti Nurali melarikan diri dari rumah orang tuanya bahwa saudara Gutomo mengakui bahwa saudari
00:59:33Surti binti Nurali selama melarikan diri dari rumah orang tuanya telah dititipkan di rumah paman
00:59:41saudara Gutomo di jalan Paseban
00:59:43betul jadi saya tanda tangan disini ya
00:59:52Surti juga ya dia juga harus tanda tangan
01:00:00kau tanda tangan dulu
01:00:08kapan kamu bisa bertemu dengan Pak Surti
01:00:33saudara tunggu sebentar ya nanti yang banyak
01:00:36saya takut Om
01:00:47jangan takut tidak apa-apa
01:00:52Bapak akan dihukum berapa tahun
01:00:55itu terserah hari nanti
01:00:59ibu tidak apa-apa Om
01:01:02nanti kita terus kesana
01:01:05sukunya kalau ibu masih bisa ditolong
01:01:09saya tidak sangka kalau Bapak akan begitu
01:01:12saya juga tidak sangka
01:01:16tahun ini
01:01:17saya tidak sangka
01:01:18Hai
01:01:19ibu
01:01:20tawa akan begini akhirnya
01:01:22ibu
01:01:23emak
01:01:24ibu
01:01:26emak
01:01:27Oh
01:01:32Ambulba
01:01:36Ambulzortie
01:01:42Solti Anako
01:01:45Ambulzortie Pa
01:01:52Vaghe mana?
01:01:54Vaghe mana puneni?
01:01:57mati oh ampun ampun bunani aku telah membunuhnya
01:02:16dia orang baik dia orang baik aku kalah aku tidak sadar dia orang baik
01:02:39ampun ampun ya aku bunani aku tidak bisa menebus dosaku
01:02:53ampun ampun bunani Bapak Ibu Nani tidak mati masih bisa ditolong sekarang di rumah sakit
01:03:08saya minta maaf pada bapak kami lakukan itu demi masa depan surti
01:03:17saya mau maaf sebesar-besarnya
01:03:25hai hai hai hai
01:03:31.
01:03:38.
01:03:43.
01:03:46.
01:03:51.
01:03:52.
01:03:53.
01:03:54.
01:03:55.
01:03:56.
01:03:57.
01:03:58.
01:03:59.
01:04:00.
01:04:01.
01:04:04.
01:04:05.
01:04:06.
01:04:07.
01:04:08.
01:04:09.
01:04:11.
01:04:12.
01:04:14.
01:04:15.
01:04:17.
01:04:19.
01:04:20.
01:04:21.
01:04:22?
01:04:25Mas Don.
01:04:42Apakah Bapak Dr. Mawardi ayahnya Nani?
01:04:45Iya.
01:04:47Beberapa kali saya berusaha menemui Bapak di Semarang.
01:04:50Tapi, ya, tidak berhasil.
01:04:54Saudara siapa?
01:04:56Saya wartawan temannya Nani.
01:05:01Oh, iya, iya.
01:05:03Sejak perciwan Nani, banyak wartawan mendatangi saya.
01:05:07Saya tahu apa yang akan saudara tanyakan.
01:05:09Saudara pasti akan bertanya,
01:05:11mengapa anak saya Nani Sabastani sampai jauh-jauh meninggalkan rumah orang tuanya
01:05:15dan berdiam sebagai guru di sebuah desa terkencil.
01:05:19Itu yang akan saudara tanyakan.
01:05:20Saudara, apakah pernah terjadi konflik antara Bapak dengan Putri Bapak?
01:05:27Saya ganti tanya, saudara.
01:05:30Apakah pernah terjadi konflik antara saudara dengan Bapak saudara?
01:05:33Yang saya maksud, Nani pernah jatuh cinta dan gagal.
01:05:38Barangkali dia kematian seorang kekasih.
01:05:43Saudara rupanya terlalu banyak menonton film nasona kita.
01:05:46Iya, kan?
01:05:50Benarkah ibu kandung Nani meninggal sejak Nani masih kecil?
01:05:55Saudara seluruh-selur wartawannya ulet.
01:05:58Benarkah bahwa Bapak setelah belasan tahun mendudah kemudian kami lagi dan karena itu...
01:06:03Maaf, itu soal pribadi.
01:06:04Menurut Bapak, apakah karena itu kemudian Nani menjadi guru di desa?
01:06:09Stop.
01:06:10Saya tidak ingin menjawabnya.
01:06:11Jadi ada masalah keluarga.
01:06:13Hebat.
01:06:21Saya sampai tegang mendengar tanya-jawab saudara.
01:06:24Itu sudah profesi saya.
01:06:37Mulura?
01:06:38Nani?
01:06:39Nani?
01:06:39Nani?
01:06:43Nani?
01:06:44Mbak, suruti mana?
01:06:47Mbak?
01:06:50Alhamdulillah.
01:06:55Mari.
01:06:57Pak, maaf.
01:06:58Tidak ada percara untuk Nani.
01:07:00Dia masih lemah.
01:07:00Let's go.
01:07:30Let's go, Tomo, Dan Surti, Dengan Nani, duduk di belakang. Saya depan.
01:07:47Hati-hati di rumah Bu Nani ya.
01:07:50Ya, Ma.
01:08:00Terima kasih.
01:08:02Terima kasih.
01:08:07Terima kasih.
01:08:37Bapak Lurah masih menghendaki Sudari Nani kembali ke desa Bapak.
01:08:41Terima kasih.
01:08:43Terima kasih.
01:09:13Terima kasih.
01:09:43Terima kasih.
01:10:13Terima kasih.
01:10:15Terima kasih.
01:10:17Terima kasih.
01:10:19Terima kasih.
01:10:21Terima kasih.
01:10:23Terima kasih.