"Saksikan tayangan kami Official Youtube IDX Channel di Breaking News, Selasa, (08/04/2025) dengan tema Paparan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden".
Category
📺
TVTranscript
00:00That's it, I'm going to start from Menko Perekonomian.
00:30Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang kami hormati, Bapak Presiden Republik Indonesia, Pak Prabowo Subianto, Bapak-Ibu Menteri Kabinet Merah Putih, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Gubernur Bank Indonesia, Kepala OJK, para pelaku usaha, KADIN, APINDO,
00:58asosiasi mulai dari Serikat Pekerja, Serikat Tani, dan sampai dengan Pasar Modal, para Direksi Perbankan, dan juga hadir di sini para media cetak,
01:13mimpin redaksi, dan juga seluruh stakeholder yang saya tidak bisa sebut satu persatu, dan terima kasih Direktur Utama Bank Mandiri yang sudah diberi kesempatan untuk menyelenggarakan acara ini.
01:30Dan acara ini, Pak Presiden, perintahnya H-1 Lebaran, dan dilaksanakan H-1 Waktu Kerja, Pak.
01:44Pertama, izinkan kami mengomong maaf lahir dan batin dalam rangka Hari Raya Idul Fitri, dan kedua, sesuai arahan Pak Presiden, kami ingin menyampaikan terkait dengan kondisi makroekonomi.
01:57Kalau kita lihat, secara pertumbuhan ekonomi C to C, atau quarter to quarter, pertumbuhan tetap 5,03 persen, relatif tinggi.
02:12Dan secara spasial, Papua Barat, Maluku, itu juga tumbuhnya di atas nasional.
02:20Nah, ini seluruhnya akibat dari hilirisasi, dan juga kontribusi terbesar berada dalam sektor yang seperti tadi disampaikan Pak Presiden, sektor industri atau sektor manufaktur yang hampir 19 persen daripada PDB.
02:36Dari segi inflasi, ini terkendali, inflasi hari ini sudah dilaporkan, itu angkanya sedikit di atas 1 persen, dan ini Indonesia termasuk salah satu yang terendah di dunia ataupun di global, baik di level ASEAN, G20, maupun yang lain.
02:56Dari segi indeks keyakinan konsumen masih tetap tinggi, di 1,26,4, di atas 100, konsumen masih optimis.
03:08Kemudian dari sisi indeks penjualan real, bulan Februari ada terkontraksi sedikit, namun pada saat menjelang lebaran dia agak naik sedikit.
03:18Raca pembayaran surplus 7,2 miliar, pertumbuhan kredit relatif juga baik di angka bulan Februari 10,4 persen, dan dana pihak ketiga ataupun deposito masyarakat ataupun dana yang ditaruh di perbankan di atas 5 persen, di atas pertumbuhan ekonomi yaitu 5,7 persen.
03:43Dan kita masih punya cadangan devisa yang cukup tebal, yaitu 154, miliar USD, dan cukup untuk biaya import 6,4 bulan, dan juga untuk pembayaran hutang.
04:00Dari segi perdagangan, di bulan Februari kita juga surplus 3,12 miliar dolar, dan ini surplus sepanjang 58 bulan terus-menerus.
04:14Dari segi peringkat investasi, daya saing kita naik di nomor 27 dari 67 negara berdasarkan data IMD, ini naik 7 tingkat, dan juga kinerja perekonomian dan efisiensi bisnis relatif baik,
04:38itu yang dilaporkan oleh IMD, dan secara kredit rating kita berada setingkat di atas investment grade, baik itu dilakukan oleh SNP, Moody, FITS, dan GCR.
04:54Bahkan Moody menyatakan bahwa ketahanan Indonesia itu akibat dari domestic market yang relatif kuat,
05:03dan komitmen pemerintah menjaga kredibilitas kebijakan moneter dan fiskal.
05:09Dan juga kebijakan hilirisasi komoditas dan peningkatan daya saing di sektor manufaktur ini bernilai positif dan juga terkait dengan supply chain termasuk ketersediaan bahan baku atau bahan mentah untuk ekspor.
05:29Kalau kita lihat dari segi intermediari, intermediasi perbankan juga tumbuh positif dengan resiko terjaga.
05:41Tadi sudah saya mampaikan bahwa DPK kita di atas 5 persen dan penyaluran kreditnya di atas 10,42 persen.
05:50Kemudian likuiditas perbankan terjaga, loan to deposit ratio-nya sudah juga di angka baik, 88,92 persen.
05:59Dan juga kita lihat capital adequacy ratio-nya 27 persen, sehingga sebetulnya perbankan kita solid dalam periode saat sekarang.
06:13Jadi tidak sama dengan pada saat kita menghadapi berbagai krisis yang lalu.
06:19Kemudian kalau kita lihat belanja saat Ramadan, itu kelihatan naik di angka 248,1.
06:29Jadi Natal, Tahun Baru, dan Ramadan membantu daya ungkit daripada konsumsi kita.
06:37Nah tentu dunia sedang tidak baik-baik saja.
06:40Kita lihat indikator pasar keuangan masih berfluktuasi.
06:44IHSG masih negatif, tadi pagi negatif namun sudah berada pada tren positif, sudah naik.
06:51Nilai tukar rupiah juga relatif terjaga, walaupun ada pelemahan.
06:59Tetapi kalau kita bandingkan negara lain seperti Jepang, pelemahannya itu sampai 50 persen.
07:05Demikian pula beberapa negara lain.
07:08Bahkan Amerika menggugat pelemahan karansi itu sebagai karansi manipulator.
07:14Jadi itu dimasukkan sebagai bagian daripada non-tarif barir.
07:20Kemudian kalau kita lihat yield treasury kita juga relatif bagus.
07:29Kemudian juga obligasi dan juga yang terkait dengan cadangan devisa relatif tetap sama.
07:37Nah kemudian terjadi pengumuman penetapan tarif oleh Presiden Amerika, Trump 2.0.
07:49Kita melihat bahwa economic uncertainty-nya langsung melonjak, yang tertinggi.
07:56Nah ini akibat kebijakan tersebut.
08:00Probability resesi juga meningkat.
08:03Namun Indonesia masih relatif rendah di 5 persen.
08:08Kemudian trade policy uncertainty-nya juga tinggi.
08:13Sehingga kita masuk dalam kebijakan yang uncertain.
08:18Terjadi gejolak pasar uang seluruh dunia, pelemahan mata uang di emerging market.
08:25Kemudian juga retaliasi tarif oleh China.
08:29Kemudian rantai pasok global juga terganggu.
08:33Dan tentunya ini banyak korporasi yang menahan atau terjadi penurunan konsumsi,
08:42bahkan wait and see untuk melakukan investasi ataupun ekspansi.
08:48Kalau kita lihat berbagai komoditas strategis itu mengalami penurunan,
08:56baik itu crude oil maupun palm oil.
08:58Dan rata-rata pertumbuhan dunia juga relatif turun di angka 2,7.
09:04Baik Amerika, Eropa, China, Brazil, India, pertumbuhannya seluruhnya relatif rendah.
09:13Hanya India yang diproyeksi menjadi 6 persen.
09:16Namun dengan adanya trade policy Trump ini diperkirakan ada koreksi sekitar setengah persen.
09:22Nah kalau kita lihat ASEAN, ini ASEAN itu sebetulnya negara klaster nomor 2 tertinggi memberikan defisit ke Amerika.
09:36Kalau kita dijadikan 1, ini hanya sedikit di bawah China.
09:42Nah tentu dikontribusikan oleh Vietnam yang 129,4,
09:47kemudian juga Thailand 48 bilion,
09:54Malaysia 26 dan Indonesia 19,3.
09:57Nah empat negara ASEAN ini masuk dalam 15 negara yang mengakibatkan defisit di Amerika.
10:07Oleh karena itu, kemarin Bapak Presiden ke Kuala Lumpur juga untuk menyatukan langkah ASEAN,
10:16karena ini adalah langkah yang strategis yang diambil oleh ASEAN,
10:20dan tarif negara ASEAN rata-rata tinggi.
10:23Nah tarif yang tinggi ini adalah tarif yang merupakan kompetitor Indonesia,
10:31yaitu Vietnam, Thailand.
10:34Malaysia lebih rendah,
10:36Kamboja lebih tinggi,
10:37kemudian Singapura yang terendah sebesar 10 persen.
10:43Nah akibat daripada Trump 2.0 ini beberapa komoditas turun.
10:48Jadi kalau kita lihat crude oil turun hampir 30 persen,
10:52brand juga turun 28 persen sehingga angkanya di angka 60-an,
11:00batu bara turun ke 24 persen ke angka 97.
11:05Satu-satunya yang naik ini adalah emas.
11:08Jadi Pak Presiden melaunching bulion tepat waktu,
11:12karena ini menjadi komoditas yang recession-proof.
11:15Safe haven itu ada dua,
11:17dolar dan emas dan kita punya emas.
11:20Jadi kita punya daya tahan yang kuat.
11:24Kemudian kedelai turun,
11:26gandum turun,
11:28CPO turun,
11:29dan harga beras turun.
11:30Jadi seluruh komoditas turun,
11:32artinya demand ini akan menahan,
11:36dan berdasarkan ini kita harus hati-hati
11:39terhadap kemungkinan resesi dunia.
11:42Nah kemudian respons global itu China retaliasi.
11:47Barang import dari Amerika dinaikkan 34 persen,
11:52Vietnam minta tarifnya turun dan ditunda,
11:56terutama untuk naiki,
11:57dan Amerika belum menerima usulan Vietnam ini.
12:02Kemudian India juga tidak melakukan retaliasi,
12:05walaupun Perdana Menteri Modi sudah ke Amerika,
12:08namun tetap dikenakan sanksi.
12:12Kemudian Malaysia,
12:13dia akan mengikuti dengan negara ASEAN dan Indonesia,
12:17tidak melakukan retaliasi,
12:19dan pendekatan diplomatik,
12:21termasuk membuka pasar CPTPP dan RCEP.
12:26RCEP itu di ASEAN,
12:28dan Indonesia juga mendorong intra-ASEAN trade
12:31untuk ditingkatkan.
12:32Thailand juga akan terus negosiasi,
12:36dan akan mendorong sebagai sweetener adalah data center
12:41dan industri AI yang akan mengundang investasi Amerika ke Thailand.
12:47Kemudian Filipina relatif lebih rendah, 17 persen.
12:53Uni Eropa melakukan retaliasi dan membuka negosiasi,
12:58berhasil mengajukan ke WTO untuk menggugat kebijakan tarif Amerika.
13:06Nah, oleh karena itu,
13:07arahan Bapak Presiden untuk merespons ini
13:09dalam beberapa kali pembicaraan dan bahkan dalam rapat,
13:15ini Indonesia memilih jalur negosiasi,
13:18karena Amerika merupakan mitra strategis,
13:22kemudian juga revitalisasi perjanjian perdagangan dan investasi,
13:26di mana TIFA ini terakhir tahun 1996.
13:31Jadi sudah menjadi tidak, sudah obsolete perjanjian ini.
13:37Malaysia juga akan mendekati Indonesia melakukan perjanjian TIFA.
13:43Kemudian sejumlah kegiat kebijakan,
13:47antara lain deregulasi non-tarif measures,
13:51ini antara lain yang diminta oleh Amerika ICT untuk TKDN,
13:57terutama dari investasi Amerika yang ada di Pulau Batam,
14:01dan sebetulnya Amerika juga memberikan keleluasaan untuk free trade zone.
14:06Jadi ini juga menjadi bahan untuk kita bernegosiasi,
14:10karena mereka akan invest data center,
14:13baik Oracle, Microsoft, maupun terkait dengan trade.
14:17Kemudian evaluasi lartas, termasuk percepatan halal sertifikasi,
14:26dan juga apa yang diinginkan Amerika adalah balancing neraca perdagangan.
14:32Jadi Vietnam yang minta untuk menolkan,
14:36tidak diresponse karena mereka tidak melakukan komitmen untuk membalance neraca.
14:42Tetapi aran Pak Presiden, Pak Prabowo,
14:46bahwa kita akan meningkatkan produk dari Amerika,
14:51terutama juga produk agriculture yang kita tidak punya,
14:54seperti soyabin dan wheat dari negara penghasil agriculture,
14:59yang kebetulan daerah ini adalah daerah konstituennya Republican.
15:07Nah kemudian juga pembelian daripada engineering product,
15:09dan juga dengan pembicaraan dengan Menteri ESDM,
15:16juga kita aran Pak Presiden,
15:17kita juga disiapkan untuk membeli LPG dan LNG peningkatan dari Amerika.
15:23Tetapi ini tidak menambah, tetapi realokasi pembelian, switch.
15:28Jadi tidak mengganggu APBN.
15:30Kemudian yang berikutnya juga memberikan insentif fiskal dan non-fiskal
15:37agar import dari Amerika bisa masuk dan daya saing ekspor kita meningkat.
15:45Nah Indonesia dari kedutaan sudah bicara dengan USTR, Pak Presiden,
15:50kami laporkan surat Indonesia sudah dikirim dan sudah diterima oleh Amerika
15:56melalui Duta Besar Indonesia dan hari ini juga Duta Besar Amerika meminta waktu
16:02untuk pembicaraan lanjutan.
16:05Jadi mereka sudah terima surat yang diajukan,
16:09baik itu ke USTR maupun ke Sekretaris Commerce.
16:13Kemudian juga terkait dengan pemerintah juga sudah melakukan sosialisasi
16:21dengan asosiasi termasuk Kadin, Apindo, MCM, USABC, dan 100 asosiasi lain.
16:31Mereka mengapesiasi karena mereka adalah perusahaan Amerika yang di Indonesia
16:35dan mereka berkepentingan juga untuk ekspor ke Amerika.
16:39Jadi mereka bersama kita.
16:40Nah ini kita sudah rapatkan dan kita sedang siapkan teknisnya.
16:47Selanjutnya karena yang paling terkena adalah tekstil,
16:51kita punya pengecualian.
16:53Jadi emas dan tembaga dikecualikan, Pak.
16:57Tidak masuk.
16:57Termasuk juga furniture tidak dikenakan biaya masuk setinggi itu, Pak.
17:04Mereka mengapa dikecualikan?
17:06Karena timber mereka sedang perang dengan Kanada.
17:08Sehingga mereka mencari alternatif lain untuk koper dan gold karena mereka punya investasi di Indonesia, Pak.
17:17Sehingga tentu peluang kita untuk melakukan hilirisasi dari produk itu untuk masuk ke Amerika.
17:24Khusus untuk pakaian alas kaki, bagi Amerika ini bukan termasuk yang strategis.
17:29Jadi ini bisa dinegosiasikan.
17:31Kemarin Nike dan beberapa perusahaan minta untuk zoom langsung, Pak, dengan kami.
17:37Jadi ini kita akan respons.
17:40Dan kalau kita lihat, dari negara pesaing kita, China, Vietnam, Kamboja, Bangladesh,
17:46tarifnya lebih tinggi dari kita.
17:48Jadi ini malah ada kesempatan kita untuk mereplace mereka.
17:52Nah, demikian pula untuk di sepatu, kita lebih rendah tarifnya daripada RRT dan Vietnam.
18:01Nah, tentu dengan offer ini mudah-mudahan kita bisa lebih rendah.
18:05Sehingga ini adalah peluang yang untuk kita kerjakan.
18:08Dan kita harus cepat meningkatkan kapasitas dan efisiensi.
18:12Nah, produk kita rata-rata harga jual sepatu itu 15-20 dolar.
18:18Sehingga biaya masuknya itu 6 dolar, padahal harga beli di sana 70-80 dolar, Pak.
18:23Jadi dampaknya tidak sebesar 30 persen.
18:27Nah, baju pun demikian, Pak.
18:29Kita 20-25 dolar, bahkan itu gap maupun yang lain.
18:35Nah, dijualnya di sana 80-100 dolar juga.
18:37Jadi dampaknya mungkin tidak seberat yang kita pikirkan.
18:44Dan berikutnya, ekspor kita ke Amerika itu hanya 2,2 persen dari kita punya PDB, Pak.
18:51Slide berikut.
18:53Berbeda dengan Vietnam.
18:5533 persen PDB mereka tergantung daripada ekspor.
19:00Sehingga dengan demikian kita bisa menahan akibat terhadap perekonomian kita.
19:06Jadi, Amerika bukan satu-satunya market yang membuat kita susah.
19:13Kita bisa antisipasi ini, Pak Presiden.
19:16Nah, top ekspor kita adalah China 60 miliar, Amerika 26 miliar, dan India 20 miliar.
19:24Nah, tentu kita bisa membuka market lain di luar Amerika.
19:29Nah, jangka pendek, daya beli yang kita sudah lakukan adalah dengan program Bansos.
19:36Kemudian THR, Bapak Presiden tadi sudah sampaikan.
19:39Stimulan Ramadan ini sudah jalan.
19:43Kemudian juga terkait dengan stabilisasi harga pangan.
19:47Tadi Bapak Presiden sudah sampaikan.
19:48Dan stimulasi ekonomi, diskon tarif Januari-Februari.
19:53Nah, inflasi memang naik ke 1% di bulan Maret karena sudah tidak ada diskon di bulan Maret ini.
20:02Dan juga terhadap PPN Property, Electric Vehicle Hybrid.
20:08Nah, ini juga disiapkan sehingga penjualan sebetulnya otomotif di bulan Februari itu sudah kenaikan.
20:15Kemudian juga subsidi untuk motor listrik juga diberikan.
20:20Stimulus ekonomi terutama di sektor padat karya.
20:23Gaji yang sampai 10 juta, PPH-nya ditanggung pemerintah.
20:27Sehingga tidak ada arasan bagi para pengusaha untuk melakukan pengurangan tenaga kerja.
20:34Karena ini pajaknya disubsidi oleh pemerintah.
20:37Sehingga kita bersama-sama dengan pengusaha untuk kita bertahan sambil mencari market baru di dalam situasi yang tidak pasti tersebut.
20:47Dan selanjutnya, kur juga kita siapkan Rp300 triliun termasuk untuk sektor padat karya.
20:52Nah, ini sektor-sektor yang didukung oleh pemerintah, yaitu makan minum, produk tekstil, kulit, furniture.
21:02Ini tumbuhnya masih positif di atas untuk makanan minuman di atas pertumbuhan ekonomi 5,6 persen.
21:12Tekstil masih 4,26 persen.
21:15Kulit 6,83 persen.
21:17Furniture masih 2 persen.
21:20Nah, kredit kita harapkan ini bisa dilaksanakan karena PMK-nya sudah terbit sehingga sesudah lebaran sektor ini bisa diberikan plafon sesuai arahan presiden.
21:32Ini adalah untuk pengusaha yang mayoritas UMKM ini Pak Presiden.
21:37Kreditnya Rp500 juta sampai Rp10 miliar, bunganya disubsidi pemerintah 5 persen.
21:42Jadi, apapun banknya kalau kredit investasi 7-8 tahun, bunganya dari perbankan bisa 13-14, masyarakat menikmati dipotong, jadi 8 persen.
21:55Nah, ini yang diharapkan bisa memperkuat produktivitas sektor padat karya ini.
21:59Nah, kemudian beberapa juga kebijakan sudah disampaikan Bapak Presiden, devisa hasil ekspor memang murni untuk memperkuat cadangan devisa kita.
22:10Dan kalau ini full dilaksanakan, maka ini bisa mencapai di atas 100 bilion.
22:16Namun karena ini baru di bulan Mart kemarin, maka ini tentu angkanya lebih rendah dari itu.
22:23Demikian pula, bulion bank yang sudah ada dua, memang masih perlu ada regulasi-regulasi tambahan,
22:33di mana bulion bank ini penjualan atau peminjamannya tidak berbentuk gadai, tetapi ini sebagai deposito yang bisa dijaminkan.
22:42Jadi, ini masih ada satu tahapan lagi Pak Presiden, supaya ini betul-betul bisa masuk di balance sheet perbankan.
22:49Selanjutnya, inilah 83 persen peluang pasar.
22:56Pasar Amerika dalam trade itu 17 persen, sehingga 83 persen, ini yang sekarang arahan Pak Presiden,
23:04IUSEPA 31 isu, yaitu masalah transparansi perdagangan.
23:11Dan dengan regulasi yang nanti Bapak Presiden umumkan, itu selesai Pak.
23:15Jadi, kita menyelesaikan Amerika dan menyelesaikan Eropa dalam langkah yang sama.
23:23Dan ini pasar besar, 16,6 triliun, dan untuk food apparel terbesar itu ada di Eropa, bukan di Amerika.
23:32Kemudian juga RCEP, itu yang basisnya ASEAN Plus, itu juga kita perlu dorong karena ini adalah inisiatifnya Indonesia.
23:40Ekonominya juga besar, 24,6 triliun.
23:45Kemudian inisiatif baru CPTPP.
23:48Malaysia menggunakan CPTPP ini untuk membuka pasar,
23:52dan Indonesia juga sudah melakukan aksesi terhadap CPTPP,
23:57sehingga ini menjadi alternatif untuk balancing pasar.
24:00Dan juga BRICS, kemarin Bapak Presiden sudah putuskan bahwa Indonesia ikut dalam New Development Bank.
24:06Sehingga dengan demikian, kita sudah punya aliansi berbagai negara secara multilateral.
24:15Dan yang terakhir, Eurasia dengan Rusia.
24:19Tanggal 14, Deputi Prime Ministernya akan datang.
24:22Dan mudah-mudahan ini juga bisa kita akselerasi, sehingga pasar Rusia pun akan terbuka.
24:27Nah, terakhir mungkin beberapa hal yang menjadi catatan,
24:33bahwa di tengah kepastian global, fundamental kita kuat,
24:37daya saing bisa meningkat, rating kita relatif stabil,
24:43sektor keuangan baik,
24:46walaupun ketidakpastian semakin meningkat,
24:49tetapi domestic market dan APBN kita berfungsi sebagai shock absorber, Pak Presiden.
24:55Dan ini sudah pernah kita lakukan pada saat COVID,
24:59jaga domestic market, jaga industri nasional, dan gunakan APBN.
25:05Kemudian posisi kita di ASEAN kuat,
25:09dan ASEAN tentunya perlu merespons,
25:11karena ASEAN di Indo-Pasifik menjadi sangat penting,
25:15dan kemarin kunjungan Pak Presiden sangat berarti bagi Malaysia.
25:20Dan akan ada rapat Menteri Perdagangan hari Kamis,
25:25sehingga tentu ini akan menyelesaikan langkah bersama ASEAN menghadapi Amerika.
25:32Selanjutnya mungkin kami cukupkan.
25:34Sekian, terima kasih.
25:35Mohon aran Pak Presiden.
25:37Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
25:38Terima kasih.